Kamis 23 Nov 2023 03:58 WIB

Umat Islam Juga Punya Panduan Soal Tertawa, Adabnya Seperti Apa?

Tertawa Nabi Muhammad SAW sangat terjaga.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Tertawa (ilustrasi). Islam menuntun pemeluknya untuk mempertahankan adab, termasuk ketika tertawa dan bercanda.
Foto: www.freepik.com
Tertawa (ilustrasi). Islam menuntun pemeluknya untuk mempertahankan adab, termasuk ketika tertawa dan bercanda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Acara komedi hingga membaca komik yang lucu bisa membuat penonton atau pembaca tertawa terbahak-bahak dengan kencang. Terkadang, karena sangat lucunya, seseorang bisa tertawa hingga menangis.

Pimpinan Pesantren iHAQI Bandung, ustadz Erick Yusuf mengatakan tertawa di dalam Islam itu boleh. Menurutnya, Rasulullah SAW pun merupakan orang yang riang dan suka bercanda. Tetapi, tertawa Nabi Muhammad SAW itu sangat terjaga.

Baca Juga

"Jadi beliau lebih banyak tersenyum ya, tertawa pernah sesekali terlihat giginya, tetapi terjaga. Artinya, tidak boleh orang tertawa yang melupakan Allah," ujar ustadz Erick kepada Republika.co.id.

Lebih lanjut, ustadz Erick menjelaskan tertawa yang melupakan Allah SWT adalah tertawa yang  seseorang sampai tidak bisa mengontrol keadaan sekelilingnya. Demikian juga tertawa yang membuat orang tidak bisa berhenti.

"Nah ini tertawa yang berlebihan. Jadi tertawa boleh dan Rasul pun juga mempunyai sifat bercanda, tetapi tentu bercanda yang tidak ada dusta di dalamnya," katanya.

Bahkan, di dalam hadist, disebutkan bahwa tidak boleh berdusta walaupun itu hanya untuk bercandaan. Ini hal-hal yang dijaga di dalam agama.

Lalu, bagaimana adab tertawa yang baik dan sopan dalam Islam? Ustadz Erick menjelaskan boleh bercanda, tetapi tentunya dalam batas-batas syar’i dan boleh tertawa namun tidak melupakan Allah SWT, sehingga tetap terkontrol dalam adab kesopanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement