REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Istilah love language atau bahasa cinta menjadi populer belakangan ini, khususnya di kalangan pasangan. Love language sering dikaitkan dengan salah satu cara pasangan untuk bisa saling memahami.
Namun, sebenarnya love language tidak hanya untuk pasangan tapi juga untuk rekan kerja. Penulis Gary Chapman pada 2007 bekerja sama dengan psikolog dan pelatih kepemimpinan Paul E White menulis The 5 Languages of Appreciation in the Workplace.
Apresiasi di tempat kerja tidak hanya dilakukan untuk membuat seseorang merasa senang. Selain meningkatkan produktivitas dan profitabilitas, White mengatakan cara ini menghasilkan dua hasil positif. Yakni, mengurangi pergantian karyawan dan membuat organisasi lebih diminati oleh karyawan untuk bergabung. Berikut jenis love language yang bisa dilakukan di tempat kerja, dilansir Huffpost, Jumat (17/11/2023):
1. Words of Affirmation
Pujian atas pencapaian bisa dilakukan kepada rekan kerja. Secara umum, orang menginginkan pujian yang spesifik dan diberikan secara pribadi.
“Beberapa orang mungkin lebih menyukai pujian yang diberikan dengan memberi tahu orang lain betapa hebatnya pekerjaan yang dilakukan orang tersebut,” kata pendiri konsultan Love To Appreciate Rogers Jaeger.
2. Quality Time
Waktu berkualitas mengacu pada perasaan dihargai dengan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang Anda hargai, mulai dari supervisor hingga kolega. Ini bisa berarti Anda menjadwalkan beberapa aktivitas membangun tim dan berbagi pengalaman.
Ada beragam cara, tergantung pada tiap orang. "Waktu berkualitas bisa berarti memberikan dukungan rutin kepada anggota tim Anda. Tanyakan kabar mereka, dengarkan baik-baik, diskusikan aspirasi karir dan perkembangan pribadi mereka,” ujar penasihat strategi dan kepemimpinan Yan Maschke.
3. Tangible gift
Anda bisa memberikan hadiah spesifik untuk rekan kerja. Hadiah tidak harus mahal atau mencolok. Terpenting adalah memberikan sesuatu yang mencerminkan minat rekan kerja Anda.
“Memberi seseorang waktu istirahat untuk menjalankan tugas, pergi berbelanja selama liburan, menghadiri acara olahraga luar kota anaknya, atau sekadar memiliki hari pribadi untuk melakukan sesuatu yang menyegarkan adalah contoh bagus dari pemberian hadiah,” ucap White.
4. Physical touch
Awalnya White dan Chapman kesulitan menentukan apakah akan memasukkan sentuhan fisik sebagai love language atau tidak. Namun, mereka memutuskan untuk melakukannya karena dua alasan. Pertama, mereka tidak ingin mendukung masyarakat yang sepenuhnya tanpa sentuhan, bahkan di tempat kerja.
“Hal ini disebabkan oleh penelitian yang menunjukkan sentuhan fisik yang tepat dalam hubungan yang sehat dan dalam situasi yang tepat dapat sangat bermakna dan bahkan menyembuhkan,” katanya.
Dia mencatat bahwa setiap orang mempunyai hak untuk menetapkan batasannya sendiri dan menentukan apakah mereka ingin disentuh atau tidak di tempat kerja. Kedua, sentuhan fisik secara alami terjadi di banyak hubungan di tempat kerja, sebagian besar sebagai bentuk perayaan spontan.
“Tos untuk merayakan keberhasilan menyelesaikan sebuah proyek atau jabat tangan sebagai ucapan selamat juga bisa dilakukan,” ucapnya.