Selasa 14 Nov 2023 12:36 WIB

Gigi Pengidap Diabetes Mudah Goyang, Hindari Melakukan Kesalahan Ini

Gigi goyang merupakan salah satu gejala diabetes yang cukup umum.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit gigi (ilustrasi). Gigi goyang dapat kembali kokoh ketika kadar gula darah pengidap diabetes membaik dan terkontrol.
Foto: Republika/Musiron
Sakit gigi (ilustrasi). Gigi goyang dapat kembali kokoh ketika kadar gula darah pengidap diabetes membaik dan terkontrol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gigi goyang merupakan salah satu gejala yang cukup umum dialami oleh pengidap diabetes atau diabetisi. Hanya saja, sebagian dari mereka mengambil keputusan yang keliru untuk mengatasi masalah gigi goyang yang dialami.

Diabetes merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah di atas normal menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Lebih dari 95 persen kasus diabetes di dunia merupakan diabetes tipe 2.

Baca Juga

"Semua orang sekarang berpotensi berisiko (terkena diabetes tipe 2)," jelas Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr dr Moh Adib Khumaidi SpOT dalam edukasi daring Hari Diabetes Sedunia yang diperingati setiap 14 November.

photo
Polifagia, gejala awal diabetes. - (Republika)

Gigi yang mudah goyang dan lepas merupakan salah satu gejala kronis yang bisa dialami oleh penderita diabetes. Gejala ini biasanya dialami oleh pasien diabetes dengan kadar gula darah yang tak terkontrol atau tinggi.

"Kalau gula darahnya tinggi akan terjadi (gigi goyang)," ungkap dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr dr Soebagijo Adi Soelistijo SpPD-KEMD FINASIM.

Menurut dr Soebagijo, kadar gula darah yang tinggi bisa memicu terjadinya perubahan pada gusi. Sebagai contoh, gusi menjadi seperti terangkat dan bengkak. Perubahan inilah yang membuat gigi penderita diabetes bisa goyang ketika kadar gula darah mereka tinggi.

Masalahnya, sebagian penderita diabetes mengambil langkah yang keliru untuk mengatasi keluhan gigi goyang tersebut. Menurut dr Soebagijo, langkah keliru tersebut adalah mencabut gigi mereka yang goyang.

"Yang salah adalah, gigi goyang terus dicabut. Itu sering terjadi," ujar dr Soebagijo.

Tak jarang, pasien yang mengalami gigi goyang tidak menyadari bahwa mereka menderita diabetes. Oleh karena itu, mereka hanya ke dokter gigi dan meminta gigi mereka dicabut.

Menurut dr Soebagijo, mencabut gigi yang goyang akibat diabetes tidak perlu dilakukan. Alasannya, kondisi gigi yang goyang bisa kembali kokoh seperti sedia kala ketika kadar gula darah pengidap diabetes membaik dan terkontrol.

"Kalau gula darah membaik nanti (gigi) akan membaik lagi, posisi gigi akan kembali lagi, dan gigi kembali tidak goyang," jelas dr Soebagijo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement