REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mau skrining diabetes? Pakar penyakit dalam dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia DR Dr Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD-KEMD, FINASIM mengatakan tes tusuk menggunakan glukometer sebenarnya cukup akurat untuk mengetahui kadar gula darah, tetapi bukan untuk diagnosis.
"Tapi kalau sudah menderita diabetes, dalam pengobatan, untuk memonitor bagaimana gula darah, (glukometer) itu dianjurkan asal alatnya baik," ujar dia dalam media briefing dengan topik "Bagaimana Menangani dan Mengatasi Diabetes di Indonesia?" yang digelar daring, Senin (13/11/2023).
Menurut Soebagijo, pemeriksaan gula darah pada pengidap diabetes idealnya dilakukan setiap hari, yakni sebelum sarapan dan dua jam setelah sarapan. Selain tes kadar gula darah, pengidap perlu memeriksa tekanan darahnya setiap hari, khususnya mereka yang dalam terapi hipertensi.
Pengidap diabetes juga disarankan melakukan pemeriksaan kolesterol setidaknya tiga hingga enam bulan sekali. Kemudian, terkait keperluan diagnosis diabetes, maka pemeriksaan HbA1c disarankan untuk dilakukan. Tes menggunakan sampel darah ini digunakan untuk mendiagnosis sekaligus bisa untuk mengontrol diabetes.
"HbA1c menunjukkan kadar gula selama tiga bulan ke belakang, itu umurnya eritrosit, Hb. Oleh karena itu, pemeriksaan HBA1c dianjurkan tiga bulan sekali. Itu bisa menunjukkan bagaimana kendali gula baik atau tidak," jelas Soebagijo.
Pemeriksaan HbA1c disarankan tidak dilakukan setiap bulan. Faktor biaya menjadi kendala bagi kebanyakan pasien.