REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agensi hiburan Korea Selatan SM Entertainment belum lama ini terlibat dalam kontroversi atas unggahan media sosial tentang girl group K-pop Girls' Generation. Postingan yang dimaksudkan untuk merayakan video musik “Mr.Mr." mencapai 100 juta penayangan di YouTube, secara tidak sengaja memicu perselisihan karena mengecualikan mantan anggota Jessica Jung.
Cuitan tersebut menampilkan kolase delapan anggota Girls’ Generation saat ini bersama dengan pesan terima kasih kepada para penggemar yang dikenal sebagai SONE atas cinta dan dukungan mereka. Meski begitu, ketidakhadiran Jessica yang merupakan bagian dari grup selama “Mr.Mr.” era menimbulkan pertikaian antar penggemar.
Fans dengan cepat turun ke media sosial untuk menyuarakan pendapat mereka. Di satu sisi, ada penggemar yang berpendapat bahwa kontribusi Jessica terhadap grup harus diakui dan dihormati. Mereka menunjukkan bahwa kehadirannya di era yang dirayakan oleh tweet tersebut tidak dapat disangkal.
Di sisi lain, beberapa pendukung berpendapat keputusan SM Entertainment untuk menghilangkan Jessica adalah hal yang wajar, mengingat dia tidak lagi menjadi anggota Girls' Generation setelah kepergiannya pada tahun 2014. Mereka berpendapat bahwa perusahaan tersebut berfokus pada lineup grup saat ini.
"Saya tidak tahu mengapa orang-orang masih kaget dengan hal ini. Menampilkannya di sini akan mengakibatkan tuntutan hukum karena melanggar hak citra artis karena dia tidak berafiliasi dengan grup setelah tahun 2014," kata salah seorang warganet.
Kepergian Jessica dari Girls’ Generation adalah peristiwa yang dipublikasikan secara luas yang membuat banyak penggemar merasa kesal dan dikhianati. Bagi sebagian orang, dikeluarkannya Jessica dari kolase tersebut merupakan pengingat menyakitkan tidak hanya di dalam grup tetapi juga di antara para penggemar.
Dilansir Koreaboo, Senin (13/11/2023), penanganan SM Entertainment terhadap situasi ini juga menimbulkan pertanyaan tentang cara perusahaan mengelola warisan mantan anggota grup. Dalam industri yang sering mengalami perubahan lineup, tantangan untuk menghormati anggota lama sambil mempromosikan grup saat ini adalah tindakan penyeimbang yang rumit.
Meskipun cuitan SM Entertainment bertujuan untuk merayakan pencapaian Girls’ Generation, hal ini secara tidak sengaja memicu kontroversi yang menghidupkan kembali diskusi tentang warisan grup dan kontribusi anggota di K-Pop. Situasi ini memberikan contoh tantangan yang dihadapi perusahaan hiburan dalam menavigasi lanskap emosional fandom, terutama di era ketika media sosial memainkan peran penting dalam membentuk persepsi publik.