Ahad 01 Oct 2023 22:40 WIB

Tiga Masalah Kesehatan yang Bisa Tercermin Lewat Jabatan Tangan

Orang dengan jabatan tangan yang kuat cenderung memiliki kondisi otot jantung prima.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Lida Puspaningtyas
Viktor Axelsen dari Denmark (kiri) dengan medali emas, dan Jonatan Christie dari Indonesia dengan medali perak, berjabat tangan saat penyerahan medali tunggal putra turnamen bulu tangkis Japan Open di Tokyo, Ahad, (30/7/2023).
Foto: AP Photo/Hiro Komae
Viktor Axelsen dari Denmark (kiri) dengan medali emas, dan Jonatan Christie dari Indonesia dengan medali perak, berjabat tangan saat penyerahan medali tunggal putra turnamen bulu tangkis Japan Open di Tokyo, Ahad, (30/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, Masalah Kesehatan yang Bisa Tercermin Lewat Jabatan Tangan

Cara berjabat tangan digadang dapat memberikan banyak informasi mengenai kepribadian seseorang. Siapa sangka, cara orang berjabat tangan juga dapat memberikan beberapa gambaran mengenai kondisi kesehatan mereka.

Bila mengacu pada sejumlah studi, ada beberapa risiko masalah kesehatan yang dapat tercermin melalui jabatan tangan. Berikut ini adalah tiga di antaranya, seperti dilansir The Sun pada Ahad (1/10/23).

 

Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah yang Buruk

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Queen Mary University of London mengungkapkan bahwa jabatan tangan yang lemah kerap berkaitan dengan risiko serangan jantung dan strok yang lebih tinggi. Menurut data, orang-orang dengan jabatan tangan yang lemah cenderung memiliki kondisi jantung yang lebih lemah. Kondisi jantung yang lemah akan mempersulit organ tersebut untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Sebaliknya, orang-orang dengan jabatan tangan yang lebih kuat cenderung memiliki kondisi otot jantung yang prima. Jantung mereka juga dapat memompa darah dengan volume dan proporsi yang lebih tinggi. Kedua faktor ini kerap dikaitkan dengan risiko masalah kardiovaskular yang lebih rendah.

 

Kematian Dini

Studi yang dilakukan di Swedia menemukan bahwa kekuatan jabatan tangan yang lebih lemah berkaitan dengan risiko kematian akibat semua penyebab yang lebih tinggi. Studi berbeda dalam British Medical Journa juga menemukan bahwa individu paruh baya dengan genggaman tangan yang lemah memiliki risiko 20 persen lebih tinggi terhadap kematian akibat penyakit jantung, pernapasan, dan kanker.

 

Depresi

Selain mencerminkan risiko masalah kesehatan fisik, genggaman tangan yang lemah juga kerap dikaitkan dengan risiko masalah kesehatan mental seperti depresi. Studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Yonsei University College of Medicine menemukan bahwa orang dengan genggaman tangan yang lemah memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar mengalami depresi yang tak terdiagnosis.

Belum diketahui alasan yang membuat kekuatan genggaman tangan berkaitan dengan depresi. Namun sebuah teori menyatakan bahwa genggaman tangan yang lebih lemah menandakan kekuatan fisik yang lebih buruk. Kekuatan fisik yang lebih buruk mungkin disebabkan oleh minimnya aktivitas fisik. Kondisi ini kerap menjadi penanda penurunan kesehatan mental.

sumber : The Sun
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement