REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Madani International Film Festival (Madani IFF) 2023 kembali menghadirkan deretan sinema mengenai keberagaman dan kehidupan umat Islam dari berbagai belahan dunia. Sebanyak 75 judul film dari 26 negara siap tayang di festival yang berlangsung mulai 7-12 Oktober 2023 tersebut.
Pengunjung bisa menyambangi festival secara gratis di beberapa lokasi. Pembukaan dan penutupan festival berlangsung di Epicentrum XXI Jakarta. Sementara, pemutaran deretan film lain dilangsungkan di Metropole XXI, Binus University Alam Sutera, serta di Taman Ismail Marzuki.
Board Madani IFF 2023, Hikmat Darmawan, menyampaikan, tema yang diusung tahun ini adalah buhul. Istilah buhul dimaknai sebagai suatu ikatan, kesatuan, dan solidaritas dalam keberagaman. Itu menjadi pengingat agar buhul atau ikatan sesama manusia, sesama bangsa, tetap kuat dan tidak mudah terurai.
"Kami melihat bahwa saat ini buhul manusia dengan alam terurai, bahkan dengan sesama manusia, sesama bangsa, atau bahkan antara manusia dengan waktu. Kita bisa mengikat itu lagi, membangun simpul dan buhul itu kembali," kata Hikmat pada acara konferensi pers di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (27/9/2023).
Menurut Hikmat, film pun merupakan sebuah medium untuk membangun maupun menguatkan buhul atau ikatan. Dia menjelaskan, sebuah film tentunya dibuat dan didistribusikan secara kolektif, sehingga menghubungkan antara satu manusia dengan manusia lainnya.
Begitu pula sebuah festival, bisa diposisikan sebagai sarana penghubung serupa. Pengunjung festival bisa menjalin sebuah ikatan, sebab jadi ajang sineas berbagai negara saling bertemu dan ada kesempatan membangun simpul-simpul komunikasi yang baru.
Deretan film yang tayang di Madani IFF 2023 sudah menjalani proses kurasi ketat. Direktur Madani IFF 2023 Sugar Nadia Azier menyebutkan panitia menerima 1.707 kiriman karya film selama periode open submission yang telah dibuka sejak Mei-Juli 2023, yang akhirnya dipilih sebanyak 31 film.
Selain karya dari hasil seleksi, dihadirkan pula sinema pemenang penghargaan serta yang mewakili berbagai negara. Film karya sineas Palestina Mohanad Yaqub yang berjudul R-21 Aka Restoring Solidarity dipilih sebagai pembuka festival. Sebagai penutup, ada film Animalia karya sutradara perempuan asal Maroko, Sofia Alaoui.
Disampaikan Sugar, program-program Madani IFF 2023 antara lain "Focus Country: Palestine", "Puan Madani", "Tenggara", "In This World", "Madani Classics", dan "Madani Kids". Ada juga puluhan film pendek dari berbagai negara, seperti Mesir, Inggris, Iran, Kazakhstan, Lebanon, Nigeria, Pakistan, Polandia, dan Turki.
Tahun ini, Madani IFF secara khusus menggelar program "Retrospeksi: 50 Tahun Berkarya Christine Hakim: Jiwa Peran Film Indonesia". Program itu akan menyelami 50 tahun seni peran aktris dan produser tersebut dan mendalami jiwa perfilman Indonesia dari 1970-an hingga kini.
"Retrospeksi Christine Hakim" juga akan menampilkan tiga rangkaian film yang telah diseleksi khusus, yakni Di Balik Kelambu, Daun Di Atas Bantal, dan Tjoet Nja' Dhien. Selain itu, ada program "Madani Talks" dan akan hadir lebih dari 30 filmmaker dari Filipina, Pakistan, Irak, Iran, selain para sineas kebanggaan dari dalam negeri.
"Madani IFF tahun ini juga berbeda dari sebelumnya, karena ada Madani Misbar, yaitu bioskop luar ruang yang bertujuan untuk mendekatkan film-film berkualitas kepada penonton lebih luas dalam suasana yang lebih santai," ungkap Sugar.
Madani IFF diinisiasi oleh Mizan dan Pabrikultur, didukung oleh Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia dan Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Acara ini telah memasuki tahun keenam penyelenggaraannya.