Rabu 20 Sep 2023 15:28 WIB

Dokter Sebut 'Akar' dari Penyakit Diabetes adalah Terjadinya Resistensi Insulin

Resistensi insulin menyebabkan tubuh tidak lagi merespons hormon insulin.

Akar dari penyakit diabetes adalah terjadinya resistensi insulin (hormon pengatur metabolisme karbohidrat) dalam tubuh, yang tidak sanggup lagi menahan asupan gula dalam tubuh.
Foto: www.freepik.com
Akar dari penyakit diabetes adalah terjadinya resistensi insulin (hormon pengatur metabolisme karbohidrat) dalam tubuh, yang tidak sanggup lagi menahan asupan gula dalam tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Andi Khomeini Takdir mengatakan akar dari penyakit diabetes adalah terjadinya resistensi insulin (hormon pengatur metabolisme karbohidrat) dalam tubuh, yang tidak sanggup lagi menahan asupan gula dalam tubuh. "Akibat mengonsumsi gula, tubuh merespons setiap gula yang masuk dengan melepaskan insulin dari pankreas. Ketika gulanya lebih banyak, secara bertahap tubuh melepas insulin lebih banyak dari biasanya," katanya, dikutip Rabu (20/9/2023).

Dokter Andi Khomeini yang akrab disapa Dokter Koko itu mengatakan banyaknya hormon insulin yang dilepaskan menyebabkan sejumlah jaringan sel lemak yang ada pada hati, otot, dan otak secara perlahan akan resisten terhadap insulin. Resistensi insulin, kata dia, menyebabkan tubuh tidak lagi merespons terhadap hormon insulin, yang membantu mencerna zat-zat yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi.

Baca Juga

"Analoginya seperti anak kecil yang biasa dimarahi, karena sudah sering, akhirnya sudah kebal. Sama halnya dengan insulin yang sering diberi gula, akhirnya sudah kebal dan tidak merespons," ujarnya.

Kemudian, kata Dokter Koko, pankreas menjadi tidak kuat dalam memproduksi insulin dalam jumlah yang banyak. Hal tersebut menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi lebih tinggi. Hal tersebut, katanya, berakibat pada penumpukan lemak pada sejumlah tempat yang mengakibatkan overweight, obesitas, hingga komplikasi dengan penyakit lainnya.

Oleh karena itu, Dokter Koko mengajak masyarakat untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh tubuh, serta membatasi konsumsi makanan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. 

"Kalori yang dibutuhkan oleh orang yang duduk di balik meja dengan yang bekerja di lapangan tentu berbeda kebutuhannya," ujar dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement