REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa kanak-kanak awal merupakan periode emas di mana nilai-nilai fundamental seperti kepercayaan dan kejujuran ditanamkan. Bukan melalui ceramah atau hafalan, melainkan lewat pengalaman nyata yang anak rasakan dan sentuh setiap hari.
Rumah Main Cikal Lebak Bulus memiliki cara bertutur yang dinilai paling efektif untuk mengajarkan kepercayaan dan kejujuran, melalui medium yang paling dikuasai anak yaitu bermain. Menurut pendidik Rumah Main Cikal Lebak Bulus, Zati Dillah Putri, mengatakan proses belajar ini harus berjalan secara alami, terintegrasi dalam setiap kegiatan harian, dan bukan hanya sekadar teori yang kaku. Pendekatan ini memastikan bahwa anak tidak hanya menghafal konsep, tetapi benar-benar menghayati arti dari kepercayaan dan kejujuran.
Bagaimana persisnya Rumah Main Cikal mengintegrasikan nilai-nilai luhur ini dalam keseruan bermain? Zati membagikan dua "rahasia" utama yang menjadi fondasi pengajaran karakter di sana:
1. Belajar kepercayaan lewat pengalaman bermain dan eksplorasi diri
Di Rumah Main Cikal, nilai kepercayaan ditumbuhkan melalui pengalaman bermain yang menyenangkan dan memberdayakan. Anak-anak diberikan ruang yang luas untuk memilih, mencoba, bahkan membuat keputusan sendiri, sehingga mereka merasa dihargai dan dipercaya. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip play-based learning (pembelajaran berbasis bermain).
“Dalam pendekatan play-based learning di Rumah Main Cikal, nilai kepercayaan dan kejujuran diintegrasikan secara alami melalui kegiatan bermain sehari-hari. Anak belajar membangun kepercayaan (trust) lewat pengalaman bekerja sama, menunggu giliran, dan menyelesaikan permainan bersama teman,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Rabu (26/11/2025).