Rabu 23 Aug 2023 17:43 WIB

Hamil di Atas Usia 35 Tahun, Kenali Risikonya Mulai dari Komplikasi Hingga Keguguran

Kehamilan di atas 35 tahun menempatkan beberapa risiko bagi ibu dan janin.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita hamil (ilustrasi). Wanita hamil usia di atas 35 tahun menempatkan beberapa risiko bagi ibu dan janin.
Foto: Republika/Mardiah
Wanita hamil (ilustrasi). Wanita hamil usia di atas 35 tahun menempatkan beberapa risiko bagi ibu dan janin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun tidak ada usia yang ideal untuk memiliki bayi, namun kehamilan di atas 35 tahun menempatkan beberapa risiko bagi ibu dan janin yang dikandung. Konsultan ginekologi dan obstetri di Fortis Hospital, dr Sangeeta Rodea, mengatakan wanita yang hamil di atas 35 tahun termasuk pada kategori Advanced Maternal Age (AMA).

“Meskipun kehamilan setelah 35 tahun adalah hal yang umum, tapi perlu dipahami bahwa itu penuh risiko. Seiring berjalannya waktu, peluang untuk memiliki kehamilan yang sukses dapat berkurang karena cadangan sel telur dan kualitasnya berkurang, seiring dengan perubahan hormon,” kata Rodeo seperti dilansir Hindustan Times, Selasa (22/8/2023).

Baca Juga

Menurut dia, beberapa risiko yang mungkin dialami ibu hamil dalam kategori AMA sebagai berikut:

1. Infertilitas

Ketika seorang wanita mendekati masa menopause, upaya untuk hamil mungkin akan semakin sulit. Mengapa? Karena seorang wanita memulai hidupnya dengan sejumlah sel telur, dan jumlah ini akan berkurang seiring berjalannya waktu. Kualitas sel telur juga dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia, sehingga lebih sulit untuk dibuahi.

2. Keguguran

Seiring dengan menurunnya kualitas sel telur, risiko keguguran pun meningkat. Selain itu, keguguran dapat meningkat jika seorang wanita memiliki penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi atau Diabetes. Bayi lahir mati adalah kemungkinan lain, jadi semua janji prenatal harus dipertahankan, terutama jika wanita tersebut termasuk dalam kategori AMA.

3. Masalah kromosom

Wanita yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kromosom pada janin mereka. Sebagai contoh, risiko memiliki anak dengan Down Syndrome adalah sekitar 1 dari 365 untuk wanita berusia 35 tahun. Pada usia 45 tahun, risiko ini meningkat menjadi 1 dari 40 tahun.

4. Diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi

Seorang wanita hamil yang menderita diabetes berisiko memiliki bayi yang tumbuh besar saat masih di dalam rahim. Dalam kasus seperti ini, ada risiko tinggi cedera saat lahir atau bayi lahir mati. Selain itu, tekanan darah tinggi (bagi ibu) dapat menyebabkan preeklampsia dan komplikasi lainnya.

Selain itu, kata Rodeo, ada juga komplikasi lain yang bisa dialami ibu dan janin termasuk persalinan premature, peningkatan masuk ke unit perawatan intensif neonatal (NICU), dan gangguan spektrum autisme pada bayi.

Lebih lanjut, wanita yang hamil pada usia 35 tahun ke atas, cenderung menjalani persalinan yang diinduksi dan persalinan caesar elektif. Meskipun usia ibu memang berpengaruh terhadap kesuburan, namun hal ini merupakan area abu-abu dan dapat bervariasi untuk setiap pasangan. “Tetapi sama pentingnya untuk diingat bahwa infertilitas dan komplikasi kehamilan dapat terjadi pada usia berapa pun. Dan sangat mungkin untuk memiliki kehamilan dan persalinan yang sehat meskipun seorang wanita termasuk dalam kategori usia lanjut,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement