Rabu 09 Aug 2023 20:15 WIB

Komentar Julid Bisa Bikin Stres, Apa Daya Ibu Hamil dan Ibu Menyusui?

Para ibu perlu mengingat bahwa tidak ada ibu yang sempurna.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Ibu hamil (Ilustrasi). Komentar orang soal kehamilan, pesalinan, dan menyusui bayi kerap menjadi beban bagi ibu.
Foto: Pixabay
Ibu hamil (Ilustrasi). Komentar orang soal kehamilan, pesalinan, dan menyusui bayi kerap menjadi beban bagi ibu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis Kasandra Putranto, mengatakan masyarakat dan netizen justru sering menambah berat beban kehidupan ibu saat hamil, jelang melahirkan, dan setelah melahirkan. Hal tersebut akhirnya menimbulkan kecemasan pada ibu.

Kasandra mengatakan ketika memiliki kecemasan, ini akan semakin memengaruhi kondisi psikologis para ibu yang sedang mengandung dan baru melahirkan. Bagaimana cara menghadapinya?

Baca Juga

Kasandra mengatakan ibu yang sedang mengandung, mau melahirkan, dan setelah melahirkan, dapat sukses menjalani semua proses tersebut. Kuncinya adalah siap dalam menjalani proses tersebut, baik secara fisik (tubuh), psikologis (mental), dan juga pengetahuannya.

"Selama siap, badannya siap, mentalnya siap, dan pengetahuan siap, apapun yang disampaikan netizen dari masyarakat kecil sampai masyarakat terluas, seharusnya tidak mengganggu," ujarnya dalam acara Philips Avent media gathering yang bertajuk "Parent Your Way Confidently: Embracing Every Motherhood Journey" dalam memperingati World Breastfeeding Week 2023, di Jakarta, Kamis (3/7/2023).

Menurut Kasandra, ibu dan ayah perlu mencari bukti-bukti baru sebagai persiapan kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Jangan terjebak dengan mitos-mitos masa lalu.

"Karena semakin cemas, semakin terganggu kondisi kehamilan dan proses persalinannya," ujarnya.

Kasandra juga menyarankan untuk membatasi proses untuk menonton, membaca, dan bertemu orang toxic. Selain itu, harus hidup sehat, hidup seimbang, makan seimbang, dan olahraga kecil. Itu yang harus selalu diingat.

"Jangan ragu untuk membaca jurnal-jurnal. Enaknya di zaman sekarang, justru dengan media sosial, di balik ke-toxic-an dan netizen yang jahat-jahat itu, ada pengetahuan yang luar biasa. Kita cari yang seperti itu dan tinggalkan yang mengganggu mental kita," ucap Kasandra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement