Senin 21 Aug 2023 17:55 WIB

Penderita Diabetes Tipe 1 dan 2 Tunaikan Puasa, Ini yang Terjadi pada Tubuh

berpuasa memberikan dampak positif pada pengidap diabetes.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Puasa (ilustrasi). Para peneliti sangat merekomendasikan puasa sebagai terapi pengidap diabetes.
Foto: Republika/Mardiah
Puasa (ilustrasi). Para peneliti sangat merekomendasikan puasa sebagai terapi pengidap diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai penelitian menunjukkan bahwa berpuasa bermanfaat bagi individu yang sehat maupun yang sakit. Informasi ini terutama amat membantu bagi orang yang memiliki gangguan metabolisme, seperti diabetes tipe 1 dan tipe 1.

Dengan meningkatnya kebutuhan untuk manajemen diabetes, terutama manajemen berat badan melalui intervensi individual, para peneliti sangat merekomendasikan puasa sebagai terapi pengidap diabetes. Seperti apa penjelasan manfaatnya secara ilmiah?

Baca Juga

Dalam artikel terbaru yang diterbitkan di Nutrients Journal, para peneliti melakukan pencarian literatur ekstensif di database PubMed pada September 2022 tentang puasa dan pengaruhnya terhadap diabetes. Tujuannya, untuk menetapkan kemanjuran puasa sebagai terapi nutrisi untuk manajemen diabetes.

Dikutip dari laman News-Medical, Senin (21/8/2023), prevalensi diabetes melitus tipe 1 dan tipe 1 terus meningkat secara global. Para ilmuwan memperkirakan ada 578 juta pengidap diabetes pada 2030 dan 700 juta pengidap diabetes pada 2045.

Kabar baiknya, berpuasa memberikan dampak positif pada pengidap diabetes. Defisit energi akibat puasa dapat membantu penurunan berat badan permanen pada pengidap diabetes tipe dua, juga meningkatkan toleransi glukosa dan sensitivitas insulin pada individu obesitas sehingga menekan risiko berkembang menjadi diabetes tipe 2.

Demikian pula, penelitian yang mengevaluasi efek puasa pada orang dengan diabetes tipe 1 telah memberikan hasil yang positif. Pada pengidap diabetes tipe 1, puasa mengurangi kebutuhan insulin eksogen dan asupan karbohidrat total, selain menstabilkan glikemia dan indeks massa tubuh.

Namun, data tentang keamanan puasa, khususnya mengenai risiko hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik (DKA) pada pengidap diabetes, masih terbatas. Dalam tinjauan PubMed, para peneliti mengevaluasi apakah puasa dapat melengkapi intervensi farmasi dengan aman dan efektif pada pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2. Ada 27.485 data yang ditinjau dalam studi itu.

Peneliti mencatat beberapa manfaat substansial puasa pada pasien diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 1. Pada pasien dengan diabetes tipe satu, puasa menunjukkan potensi untuk meminimalisasi risiko hipoglikemia, menurunkan variabilitas glikemik, dan memperbaiki metabolisme lemak.

Namun, dalam kasus diabetes tipe satu yang sudah berlangsung lama, puasa justru bisa memicu kenaikan berat badan yang berlebihan. Jadi, terapi berpuasa pada pengidap diabetes tipe satu harus terkontrol dan perlu penyesuaian insulin yang diperhitungkan dengan cermat. 

Pengidap diabetes tipe satu yang melakukan puasa harus mengetahui dengan baik prinsip-prinsip manajemen diri diabetes. Misalnya, terkait pemantauan glukosa berkelanjutan untuk mengidentifikasi episode hiper/hipoglikemik serta menyesuaikan pengobatan mereka untuk menghindari komplikasi.

Pada pengidap diabetes tipe 2, waktu asupan makanan dan durasi puasa sangat penting diperhatikan, untuk manajemen berat badan dan peningkatan kesehatan metabolisme yang menyertainya. Obat-obatan tertentu juga harus disesuaikan dosisnya menurut petunjuk dokter.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement