Selasa 08 Aug 2023 08:34 WIB

Ingin Beralih ke Vape Dulu Sebelum Berhenti Merokok? Coba Pertimbangkan Ini

Vape digadang memiliki lebih sedikit bahan kimia beracun dibandingkan rokok biasa.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Vape (ilustrasi). Telah terjadi wabah cedera paru-paru dan kematian yang terkait dengan vaping.
Foto: www.freepik.com
Vape (ilustrasi). Telah terjadi wabah cedera paru-paru dan kematian yang terkait dengan vaping.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian perokok mungkin tergoda untuk beralih ke rokok elektronik (e-cig, vape pen, dan perangkat vaping sekali pakai) sebagai cara untuk memudahkan transisi dari rokok konvensional menjadi berhenti merokok. Tetapi, apakah rokok elektrik lebih baik untuk Anda daripada menggunakan produk tembakau?

Direktur penelitian klinis di Johns Hopkins Ciccarone Center for the Prevention of Heart Disease, Michael Blaha, menjelaskan vaping kurang berbahaya daripada merokok, tapi itu tetap tidak aman. Rokok elektrik memanaskan nikotin (diekstrak dari tembakau), perasa, dan bahan kimia lainnya untuk membuat aerosol yang dihirup.

Baca Juga

Rokok tembakau biasa mengandung 7.000 bahan kimia. Banyak di antaranya beracun.

"Hampir tidak ada keraguan bahwa vaping membuat Anda terpapar lebih sedikit bahan kimia beracun dibandingkan merokok rokok tradisional," ujar Blaha, seperti dilansir laman Hopkins Medicine, Senin (7/8/2023).

Namun, telah terjadi wabah cedera paru-paru dan kematian yang terkait dengan vaping. Pada Februari 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengonfirmasi 2.807 kasus e-cigarette atau vaping use-associated lung injury (Evali) dan 68 kematian akibat kondisi tersebut.

"Kasus-kasus ini tampaknya memengaruhi orang-orang yang memodifikasi perangkat vaping mereka atau menggunakan e-liquid yang dimodifikasi pasar gelap. Ini terutama berlaku untuk produk vaping yang mengandung THC," jelas Blaha.

CDC telah mengidentifikasi vitamin E asetat sebagai bahan kimia yang menjadi perhatian di antara orang-orang dengan Evali. Vitamin E asetat adalah zat pengental yang sering digunakan dalam produk vaping THC, dan ditemukan di semua sampel cairan paru pasien Evali yang diperiksa oleh CDC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement