Senin 07 Aug 2023 11:02 WIB

Belum Ada Obatnya, Pencegahan Alzheimer Harus Dilakukan Sejak Usia Muda

Di Indonesia, penderita Alzheimer termuda tercatat berusia 50 tahun.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Alzheimer (ilustrasi). Alzheimer umumnya menyerang lansia, namun pencegahan dini penting dilakukan sejak muda.
Foto: www.pixabay.com
Alzheimer (ilustrasi). Alzheimer umumnya menyerang lansia, namun pencegahan dini penting dilakukan sejak muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia yang terjadi akibat adanya gangguan pada otak. Menurut catatan Alzheimer’s Indonesia (ALZI), ada sekitar 1,2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016, dan diperkirakan meningkat menjadi dua juta di tahun 2030 dan empat juta orang pada tahun 2050.

Alzheimer umumnya menyerang lansia, namun pencegahan dini penting dilakukan sejak muda. Dokter spesialis saraf sekaligus pembina ALZI, Prof Yuda Turana, mengatakan bahwa anak muda sejak umur 20 tahun perlu memulai kebiasaan dan gaya hidup yang mampu melindungi otak dari bahaya demensia di usia lanjut.

Baca Juga

"Sekarang tidak bisa lagi bicara mengenai apa yang orang berusia 50 tahun dapat lakukan, tapi apa yang generasi muda dan lanjut usia bisa lakukan bersama-sama agar terlindung dari demensia Alzheimer," kata Prof Yuda dalam konferensi pers perayaan 10 tahun ALZI di Unika Atmajaya, Jakarta, Sabtu (5/8/2023).

Prof Yuda mengatakan, salah satu upaya untuk mencegah risiko Alzheimer adalah dengan tetap aktif secara fisik. Menurut dia, rutin melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki sudah berkontribusi pada penurunan risiko Alzheimer.

Prof Yuda menyarankan untuk berjalan kaki minimal 4.000 langkah sehari. "Kalau bisa 10 ribu langkah sehari juga itu sangat baik. Beberapa studi telah membuktikan bahwa semakin banyak langkah kita, maka semakin besar pula penurunan risiko Alzheimer," kata Prof Yuda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement