REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Founder Rabbani Tour & Travel, Masrura Ram Idjal, mengatakan industri pariwisata halal semakin dilirik oleh masyarakat Muslim di Indonesia. Hal ini didorong oleh tumbuhnya kesadaran untuk mengimplementasikan nilai-nilai Islam di berbagai lini kehidupan, tidak terkecuali sektor pariwisata.
Masrura yang sudah 29 tahun berkecimpung di bisnis travel, melihat adanya pertumbuhan tren wisata halal. Terbukti, paket wisata halal yang dia gagas di Rabbani Tour sering kebanjiran peminat.
“Selain umroh, umroh plus, kami memiliki paket wisata halal. Nah, wisata halal ini yang kami lihat semakin banyak peminatnya,” kata Masrura dalam diskusi Indonesia Womenpreneur Conference di Plaza Indonesia, Rabu (12/7/2023).
Menurut Masrura, paket wisata halal yang paling laku adalah wisata ke negara-negara Eropa ataupun negara mayoritas non-muslim, di mana orang Islam sering kali kesulitan mencari makanan halal ataupun tempat untuk beribadah. Karenanya, Rabbani Tour berusaha menjawab keresahan pelancong Muslim dengan memberikan layanan serba halal.
Layanan yang diberikan Rabbani Tour termasuk menyediakan makanan dan minuman yang kehalalannya terjamin, hingga mencarikan tempat shalat selama berwisata. Untuk makanan dan minuman, Rabbani Tour biasanya bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) setempat.
“Misalnya kita pakai kateringnya KBRI, memang cost-nya lebih mahal. Tapi itu cara kami menggaransi bahwa makanan dan minumannya 100 persen halal. Kita tahulah kalau di restoran negara-negara Eropa itu belum tentu masaknya dipisah sama non-halal, dagingnya nggak tahu halal atau haram, gitu,” kata Masrura.
Menurut Masrura, pertimbangan nilai keislaman dalam berwisata sangat penting. Karena sebagai seorang Muslim, berwisata merupakan salah wujud tadabbur yakni menghayati dan mengagumi keindahan ciptaan Allah SWT. Niat baik itu bisa menjadi salah jika pada prosesnya orang Muslim tidak menunaikan ibadah wajib.
“Wisata itu niatnya untuk mentadaburi nikmat Allah SWT, tapi bagaimana jika kita malah jadi kufur karena enggak shalat dan makan yang haram? Makanya memang nilai spiritual itu penting dalam berwisata,” kata Masrura.