Selasa 11 Jul 2023 18:17 WIB

Kritik Semakin Besar, Tim 'King the Land' Buka Suara Soal Kontroversi Pangeran Arab

Dua episode serial drama Korea 'King The Land' dikritik penonton.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Qommarria Rostanti
Karakter Pangeran Samir (kanan) di serial drama Korea King The Land mendapat kritikan. Setelah kritik semakin besar, tim produksi akhirnya buka suara.
Foto: JTBC
Karakter Pangeran Samir (kanan) di serial drama Korea King The Land mendapat kritikan. Setelah kritik semakin besar, tim produksi akhirnya buka suara.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Penggambaran karakter Pangeran Saudi di serial drama Korea "King The Land" mendapat kritikan publik. Setelah protes semakin besar, tim produksi drama "King the Land" akhirnya memberikan klarifikasi terkait penayangan episode 7 dan 8.

Pasalnya, dua episode tersebut dikritik oleh penggemar karena menampilkan karakter Pangeran Arab dengan negatif. Dilansir laman Soompi pada Selasa (11/7/2023), episode 7 dan 8 menampilkan karakter baru Pangeran Arab Samir (diperankan Anupam Tripathi).

Baca Juga

Di episode-episode baru-baru ini, Samir yang merupakan teman Gu Won (dimainkan Lee Junho) saat dia belajar di luar negeri, mengunjungi King Hotel dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Cheon Sa-rang (dimainkan YoonA). Cerita ini menimbulkan kelucuan karena telah membuat Gu Won cemburu. 

Dalam proses perkembangan cerita, Samir digambarkan sebagai seorang yang suka minum-minum dengan beberapa wanita. Dia menikmati kehidupan malam di tempat yang tampak seperti klub dan menggoda Cheon Sa-rang, yang dia temui untuk pertama kali. Gu Won, yang menghabiskan hari-hari sekolah bersamanya, menuduhnya sebagai "playboy".

Saat episode ini dirilis, pemirsa mengkritik "King the Land" karena tidak menghormati budaya Arab terkait alkohol. Penonton juga menuntut permintaan maaf yang tulus dari tim produksi.

Menanggapi hal tersebut, tim produksi "King the Land" secara singkat menyatakan, karakter, tempat, nama tempat dan lain-lain yang muncul dalam drama adalah fiktif. Tim produksi tidak ada niat untuk menyindir atau mendistorsi budaya tertentu.

"Tim produksi menghormati berbagai budaya dan akan lebih memperhatikan produksi sehingga tidak ada ketidaknyamanan dalam menonton," kata tim produksi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement