REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak akhir pekan lalu, warganet di media sosial ramai-ramai mengeklaim bahwa layanan pengobatan di Penang, Malaysia, lebih baik dibandingkan di Indonesia. Salah satunya adalah layanan in vitro fertilization (IVF) alias bayi tabung. Benarkah?
"Keberhasilan bayi tabung di Indonesia, di mana pun, itu rata-rata hampir sama, kurang dari 50 persen ya," ujar pakar kesuburan dan bayi tabung, dr Taufik Jamaan SpOG, kepada Republika.co.id, Senin (29/5/2023).
Dari segi teknologi dan keterampilan dokter, layanan bayi tabung di Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan di luar negeri. Dari segi teknologi misalnya, beragam pusat bayi tabung di Indonesia saat ini sudah menggunakan teknologi terkini untuk menunjang keberhasilan program bayi tabung.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, setidaknya ada lima teknologi canggih penunjang keberhasilan bayi tabung yang sudah ada di Indonesia. Kelima teknologi tersebut adalah Oocyte Imaging System, Intra-Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) dan Intra-Cytoplasmic Morphologically-Selected Sperm Injection (IMSI), Time-Lapse Incubator, dan Pre-implantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A).
Dari segi sumber daya manusia, layanan bayi tabung di Indonesia pun mampu bersaing. Dokter Taufik mengatakan para dokter memiliki ilmu dan keterampilan yang tak kalah dengan dokter-dokter di luar negeri.
"Kebetulan saya sudah keliling Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, (kualitas layanan bayi tabung) Indonesia itu tidak kalah," jelas dr Taufik.
Satu hal yang kerap menjadi unggulan layanan bayi tabung di Penang adalah biayanya yang lebih murah. Sebagai perbandingan, lanjut dr Taufik, biaya layanan bayi tabung di Penang mungkin berkisar antara Rp 40-50 juta, sedangkan di Indonesia bisa mencapai sekitar Rp 60-80 juta.