REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang perempuan berusia 64 tahun di Cina merasa ada massa atau benjolan keras yang dapat digerakkan di payudara kanannya. Dokter yang menanganinya yakin bahwa pasiennya itu menderita kanker payudara.
Dokter di Rumah Sakit Longhua, Cina ini kemudian menyarankan agar benjolan tersebut diangkat. Setelah operasi, pengujian lebih lanjut menunjukkan bahwa massa tersebut tidak bersifat kanker, melainkan suatu kondisi yang dikenal sebagai mastopati diabetik.
Mastopati diabetik adalah kondisi payudara langka yang terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol. Sebelumnya, perempuan ini memang telah didiagnosis mengidap diabetes tipe 2.
Sebagian besar kasus mastopati diabetik didiagnosis pada perempuan dengan diabetes tipe 1 yang sudah berlangsung lama. Kondisi ini juga telah dilaporkan pada perempuan dengan tipe 2 dan pria.
Menurut Diabetes UK, tidak jelas apa yang menyebabkan mastopati diabetik, tetapi kadar glukosa darah tinggi yang terus-menerus mungkin berperan. Kondisi langka ini kurang diteliti, namun para ahli meyakini pengangkatan tidak selalu diperlukan karena benjolan cenderung tumbuh kembali kecuali kadar glukosa darah terkontrol.
Pada tulisannya di Journal of Medical Case Reports, dokter menyerukan lebih banyak penelitian mastopati diabetik sehingga dapat mengembangkan strategi diagnostik dan pengobatan yang lebih baik. Dokter baru menemukan perempuan itu menderita diabetes yang tidak terkelola dengan baik setelah massanya diangkat.
Dokter mengungkapkan tiga bulan setelah operasi, massa tidak muncul kembali.
"Pengobatan harus fokus pada pengendalian diabetes dan mengelola gejala yang terkait," ujar dokter, seperti dilansir laman The Sun, Rabu (17/5/2023).
Cara memeriksa diri sendiri
Ada rekor lima juta orang diperkirakan mengidap diabetes tipe 1 atau tipe 2 di Inggris dan 850 ribu orang ini tidak tahu mereka mengidapnya. Diabetes tipe 1 berarti sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.