Sabtu 25 Feb 2023 14:36 WIB

Mana yang Lebih Aman untuk Telinga, Earphone atau Headphone?

Paparan suara yang terlalu berlebihan berdampak pada kesehatan telinga.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Earphone dan headphone. Ahli bedah THT menjelaskan perangkat yang lebih aman untuk telinga. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Earphone dan headphone. Ahli bedah THT menjelaskan perangkat yang lebih aman untuk telinga. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Remaja dan dewasa muda kini menghabiskan waktu berjam-jam menggunakan berbagai perangkat audio portabel seperti headphoneearphone, dan airpod. Sayangnya, paparan suara yang terlalu berlebihan juga berdampak pada kesehatan telinga.

Beberapa penelitian menunjukkan, dua faktor risiko utama gangguan pendengaran adalah penggunaan perangkat audio portabel dan menghadiri konser atau klub. Keduanya membuat remaja terpapar musik berintensitas tinggi dalam waktu yang lama. 

Baca Juga

Banyak penelitian menunjukkan, kebanyakan orang mengalami gejala seperti tinitus, gangguan pendengaran sementara, dan gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan. Sejau ini, minim edukasi tentang cara menggunakan perangkat audio portabel pada tingkat kebisingan yang wajar dan dalam jangka waktu yang cukup lama untuk melindungi pendengaran.

Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa remaja yang mendengarkan musik terlalu keras menggunakan earphone di lingkungan yang sudah bising, atau yang menggunakan earphone selama rata-rata lebih dari 80 menit per hari di lingkungan yang bising, memiliki risiko gangguan pendengaran yang jauh lebih tinggi. Kesehatan telinga memiliki dua aspek yakni menjaga pendengaran dan mencegah telinga dari segala jenis infeksi sehingga menjaganya tetap sehat.

 

Menurut WHO, tingkat kebisingan lingkungan harus berada di bawah 70 desibel selama 24 jam. Jika meningkat lima desibel saja, maka waktu pemaparan harus dikurangi menjadi tujuh hingga delapan jam. Konsultan bedah kepala dan leher di Departemen THT di Belenus Champion Hospitals, dr Abhilasha Sadhoo, mengatakan mekanisme yang menyebabkan gangguan pendengaran adalah melalui kerusakan pada sel-sel rambut koklea.

Jika seseorang terpapar suara earphone yang keras dalam waktu lama, telinga bagian dalam dapat menjadi lelah dan saraf pendengaran menjadi tidak sensitif, yang menyebabkan gangguan pendengaran sementara akibat kebisingan. Dalam kasus yang parah, paparan suara keras dapat meningkatkan risiko menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

"Kekhawatiran lain yang muncul adalah medan magnet statis yang berasal dari perangkat audio ini dan dampaknya terhadap pendengaran serta kesehatan audiologis dan neurologis,” kata Sadhoo seperti dilansir laman Hindustan Times, Jumat (24/2/2023).

Oleh karena itu, ada urgensi untuk mengedukasi generasi muda tentang masalah penggunaan perangkat dan bagaimana mempromosikan perilaku mendengarkan yang sehat. Sebagian besar penelitian merekomendasikan untuk menggunakan earphone dengan intensitas kurang dari 60 desibel selama satu hingga tiga jam sehari.

Penting juga untuk menghindari penggunaan perangkat ini di area yang memiliki kebisingan lingkungan yang jauh lebih tinggi seperti di dalam bus, mal, dan pusat kebugaran. Sadhoo juga menyarankan untuk menjaga kebersihan perangkat dan menjaga kebersihan telinga untuk mencegah keringat berlebih yang bisa menimbun berbagai infeksi bakteri.

Menurut konsultan ahli bedah THT di SPARSH Hospital, dr Manunath, setiap individu harus menjaga kesehatan telinganya dan tidak menggunakan korek kuping atau cotton buds untuk membersihkan kotoran. Kotoran di telinga adalah bahan pembersih, yang memerangkap debu dari luar dan menghindari infeksi di telinga.

Dia mengatakan, Jika Anda menggunakan korek kuping untuk membersihkan telinga, Anda sebenarnya akan mendorong kotoran ke dalam. Telinga memiliki mekanisme pembersihan sendiri.

"Setelah mandi, Anda bisa mengeringkannya dengan handuk dan bukan dengan korek kuping," kata dia.

Dr Manjunath menyarankan pengguna earphone untuk menjaga intensitasnya serendah mungkin. Ia juga mempromosikan aturan 60-60, yang maksudnya, pertahankan volume hingga 60 persen dari maksimum dan sebaiknya digunakan kurang dari 60 menit. Jika penggunaan earphone lebih dari 60 menit dan intensitasnya lebih dari 60 persen, maka Anda berisiko terkena NIHL (Noise Induced Hearing Loss).

"Suara keras dari earphone dapat memengaruhi pendengaran. Jika Anda menggunakan earphone hampir sepanjang waktu dalam sehari, maka hal ini melanggar aturan 60-60,” kata dia.

Mengenai manakah yang terbaik antara earphone dan headphone, dr Manjunath menilai bahwa headphone relatif lebih baik dibandingkan earphone. Menurut dia, headphone juga juga tidak mengganggu mekanisme drainase telinga.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement