Senin 13 Feb 2023 17:59 WIB

Hobi Dengar Musik Kencang? Waspadai Gangguan Tinitus di Telinga

Bunyi dering di telinga merupakan salah satu tanda awal dari tinitus.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Sekitar 35 persen pasien tinitus mempunyai kebiasaan yang sama. (ilustrasi)
Foto: homeremediesforlife
Sekitar 35 persen pasien tinitus mempunyai kebiasaan yang sama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 35 persen pasien tinitus menilai gangguan pendengaran mereka berkaitan dengan sebuah kebiasaan yang mereka lakukan di masa muda. Kebiasaan tersebut adalah mendengarkan musik dengan suara yang keras.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah survei yang melibatkan 1.000 orang dewasa. Para orang dewasa yang menjadi responden telah berusia lebih dari 40 tahun dan memiliki gangguan pendengaran.

Baca Juga

Berdasarkan survei ini, sekitar 35 persen responden merasa gangguan pendengaran mereka berkaitan dengan kebiasaan mendengarkan musik keras di masa muda. Selain itu, sebanyak 22 persen responden mengungkapkan bahwa kondisi pendengaran mereka paling dipengaruhi oleh paparan suara musik yang keras di festival musik atau pertunjukan musik.

Sebanyak 82 persen responden juga menyadari bahwa mereka kerap mengabaikan kondisi pendengaran mereka ketika muda. Sekitar 48 persen responden berharap mereka bisa menjaga pendengaran dengan lebih baik sejak dini.

Survei juga menunjukkan, 61 persen responden mendengar bunyi dering di telinga mereka setelah sebuah pertunjukan musik. Bunyi dering di telinga merupakan salah satu tanda awal dari tinitus.

"Tinitus adalah ketika Anda mendengar bunyi dering atau bunyi lainnya di salah satu atau kedua telinga," ujar Mayo Clinic melalui laman resminya.

Bunyi tersebut bukan berasal dari luar dan orang lain tak bisa mendengarnya. Dalam kasus yang berat, tinitus bisa mengganggu aktivitas keseharian.

Survei terbaru dari Specsavers dan Tinnitus Week ini menunjukkan bahwa lingkungan yang bising turut memengaruhi risiko seseorang terhadap masalah tinitus. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan lebih berhati-hati sebelum memasuki area yang bising.

"Anda sebaiknya selalu mempertimbangkan cara untuk melindungi pendengaran Anda sebelum memasuki lingkungan berisik," kata chief audiologist di Specsavers, Gordon Harrison, seperti dilansir Express, Senin (13/2/2023).

Salah satu cara melindungi pendengaran di lingkungan bising adalah dengan menggunakan pelindung pendengaran serta ear plug. Saat sedang menonton konser atau festival musik, upayakan pula untuk tak berdiri di depan speaker.

"Dan latih kewaspadaan saat mendengarkan (musik) dengan headphone," kata Harrison.

Agar kegiatan mendengarkan musik dengan headphone tetap aman, Harrison menganjurkan agar volume suara tidak dipasang melebihi 60 persen. Selain itu, penting juga untuk mengistirahatkan telinga dari headphone secara berkala.

"Paparan kebisingan merupakan salah satu penyebab tunggal terbesar dari tinitus yang bisa dicegah," ujar Interim Chief Executive Tinnitus UK, Caroline Savage.

Savage turut mengingatkan pentingnya menggunakan pelindung pendengaran di tengah suasana bising. Meski hanya dua menit berada di lingkungan bising, penggunaan pelindung pendengaran tetap dianjurkan.

Perlu diketahui pula bahwa paparan suara bising bisa ditemukan dalam berbagai kondisi, selain di area konser dan festival musik atau dari headphone. Bekerja di industri tertentu juga dapat membuat orang-orang lebih rentan terpapar suara bising dan perlu menggunakan pelindung pendengaran.

"Paparan terhadap suara bising bisa merusak saraf-saraf di telinga," ujar Mayo Clinic. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement