REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN), Riefian Fajarsyah atau yang lebih dikenal dengan Ifan Seventeen, memberikan tanggapan atas ramainya kontroversi film Merah Putih: One for All. Ifan mengatakan film tersebut bukanlah produksi PFN dan tidak menggunakan dana pemerintah sedikit pun.
Dia merasa perlu menjelaskan duduk perkaranya karena ada pihak yang menyalahartikan perannya dan mengaitkan film tersebut dengan PFN. "Film Merah Putih: One for All itu film yang dimiliki dan diproduksi oleh teman-teman yang ada di PH swasta," kata dia dikutip dari akun Instagram Pusat Konten Negara pada Rabu (13/8/2025).
Ifan menyebut posisinya sebagai Direktur Utama PFN tidak memberikan wewenang untuk mengatur industri perfilman secara keseluruhan. "Kewenangan saya hanya sebatas sebagai direktur utama dari PH-nya Negara, yaitu PT Produksi Film Negara," kata dia.
Dia juga menjelaskan mengapa film tersebut bisa lolos tayang di bioskop, meskipun kualitasnya dinilai kurang. Ia menyebut proses kurasi film untuk tayang di Indonesia dilakukan oleh Lembaga Sensor Film (LSF). Namun, fungsi LSF terbatas pada penilaian berdasarkan kaidah dan ketentuan yang ada.
"Lembaga Sensor Film itu hanya menilai maupun mengkurasi berdasarkan dari kaedah dan ketentuan yang ada. Contoh, film itu tidak boleh ada isu sara, pornografi, kekerasan, dan lain-lain," ujarnya.
LSF, kata Ifan, tidak memiliki wewenang untuk menilai kualitas atau teknis dari sebuah film. Setelah lulus sensor, keputusan penayangan sepenuhnya berada di tangan bioskop. "Dikarenakan bioskop ini adalah perusahaan swasta, maka prerogatif dari bioskop untuk memberikan tayangan di tempat mereka," ujarnya.
Produksi film Merah Putih: One For All dinilai masih jauh dari kata maksimal. Namun, ia melihat kritik ini sebagai bagian dari proses pembelajaran. "Memang, menurut kami pun di PFN, film ini memang jauh dari kata maksimal secara produksinya. Tapi bukankah kualitas produksi adalah bagian dari proses pembelajaran?," kata dia.
Poin penting lainnya yang ia sampaikan adalah penegasan bahwa film ini tidak mendapatkan dukungan finansial dari pemerintah. "Perlu diingat, film ini tidak menggunakan dana ataupun anggaran dari pemerintah sedikitpun. Dan ini juga bukan filmnya PFN," ujarnya.
View this post on Instagram