Senin 13 Feb 2023 16:41 WIB

Perempuan Ini Terjangkit Infeksi yang Mengancam Jiwa Gara-Gara Ikat Rambut

Perempuan itu mengenakan ikat rambut di pergelangan tangannya saat tidak digunakan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Karet rambut. Mengikat karet rambut di pergelangan tangan bisa membahayakan kesehatan.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikat rambut selama ini mungkin tak pernah dianggap sebagai benda yang dapat mengancam jiwa. Namun, faktanya, pengikat rambut bisa menyebabkan penyakit kronis.

Kejadian yang dialami seorang perempuan bernama Audrey Kopp pada 2015 menjadi contoh kasusnya. Kopp menyadari ada benjolan di pergelangan tangan yang biasa digunakan untuk menyimpan ikat rambut saat tidak digunakan.

Baca Juga

Mengira itu adalah gigitan laba-laba, dia awalnya mengabaikan benjolan tersebut hingga akhirnya tumbuh semakin besar.  Setelah mengunjungi dokter, Kopp diberi resep antibiotik.

Resep itu ternyata tidak manjur. Gejalanya masih berlanjut. Dokter kemudian harus melakukan tindakan operasi di pergelangan tangannya untuk mengeluarkan nanah dari absesnya.

"Saya mengalami goresan kecil di pergelangan tangan saya, dan bakteri dari ikat rambut itu masuk, menyebabkan infeksi bakteri yang mengancam jiwa," kata Kopp dalam sebuah unggahan di akun Facebook pribadinya.

Dokter menduga bakteri dari ikat rambut telah berpindah ke kulit dan masuk ke dalam kulit melalui pori-pori serta folikel rambut yang menyebabkan tiga jenis infeksi. Para ahli lain berteori bahwa ujung-ujung tajam dari partikel-partikel berkilauan pada aksesori pengikat rambut telah mengikis kulit sehingga menjadi pintu masuk bagi bakteri.

Meskipun risiko infeksi akibat pemakaian ikat rambut jarang terjadi, dokter memperingatkan agar tidak mengenakannya di pergelangan tangan apalagi jika terlalu ketat. Dokter Brian Fisher yang juga menjabat sebagai direktur klinis di aplikasi kesehatan Evergreen Life di Inggris menjelaskan bahwa ikat rambut yang terlalu ketat bisa menghambat aliran darah pada tangan.

Jika kebiasaan tersebut dilakukan secara terus-menerus, dampaknya bisa serius. Itu bahkan bisa menyebabkan masalah seperti kerusakan saraf.

"Jadi, jika Anda merasa tangan menjadi lebih dingin atau mengalami sensasi kesemutan, sebaiknya segera lepaskan benda yang ada di pergelangan tangan agar darah tetap mengalir," kata dr Fisher, seperti dilansir laman Express, Senin (13/2/2023).

Meskipun komplikasi infeksi telah didokumentasikan dengan baik, tanda-tanda peringatannya sering diabaikan. Pada tahap pertama infeksi, kulit umumnya menjadi merah.

Jika muncul benjolan yang menyakitkan di lokasi infeksi (abses), hal ini mungkin menandakan adanya kumpulan nanah di bawah kulit. Beberapa abses terbentuk di dalam tubuh, menyebabkan gejala yang tidak spesifik seperti demam, rasa tidak enak badan, dan rasa sakit di daerah infeksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement