Selasa 26 Mar 2024 00:15 WIB

Gara-Gara Cabut Ingrown Hair, Pria Asal AS Ini Sempat Mati Otak, Peluang Hidupnya 4 Persen

Area bekas pencabutan ingrown hair dapat terinfeksi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang pria asal AS, Steven Spinale, mengalami sepsis dan mati otak setelah mencabut rambut yang tumbuh ke dalam (ingrown hair) di area selangkangannya.
Foto: Dok GoFundMe
Seorang pria asal AS, Steven Spinale, mengalami sepsis dan mati otak setelah mencabut rambut yang tumbuh ke dalam (ingrown hair) di area selangkangannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria asal Amerika Serikat, Steven Spinale, mengalami hal yang sangat tidak terduga setelah mencabut rambut yang tumbuh ke dalam (ingrown hair) di area selangkangannya. Area bekas tumbuhnya rambut itu kemudian mengalami infeksi.

Dikutip dari laman Express, Senin (25/3/2024), bakteri itu "merusak" seluruh tubuh Spinale dan mematikan seluruh organnya. Petugas medis sempat menyatakan Spinale mengalami kondisi mati otak.

Baca Juga

Petugas medis menyebut peluang Spinale bertahan hidup hanya sebesar empat persen. Dia didiagnosis mengidap sepsis, yaitu kondisi yang terjadi ketika infeksi yang dialami memicu reaksi berantai di seluruh tubuh.

Menurut rincian kondisi kesehatan Spinale yang diunggah keluarganya ke halaman GoFundMe dan TikTok, pria itu harus berjuang hidup pada 2022 karena keracunan darah. Dia juga sempat mengalami koma yang diinduksi.

Untuk mengatasi kerusakan organ, Spinale menjalani operasi jantung terbuka. Adik Spinale, Michelle, menceritakan bahwa setelah upaya menghilangkan rambut di pangkal paha, Spinale tidak langsung ditangani di rumah sakit.

Selama sekitar satu bulan, Spinale sudah merasa sakit, tetapi hanya dirawat di rumah. "Dia ditolak di banyak rumah sakit (yang mengira) dia hanya mengada-ada. Dia mulai muntah darah tapi mereka malah mengirimnya pulang," ujar Michelle lewat akun TikTok @michellebell111.

Keesokan harinya setelah dipulangkan, Spinale kembali dilarikan ke RS karena tidak bisa bernapas. Setelah menjalani perawatan kembali, dokter dibuat bingung dengan gejalanya dan tidak tahu apa penyebabnya.

Para petugas medis hanya tahu Spinale mengalami pendarahan internal entah dari mana. Belakangan, diketahui keberadaan bakteri langka di aliran darah Spinale yang menyebabkan tubuhnya mengalami syok septik serta tindakan pemicunya.

Syok septik adalah kondisi mengancam jiwa yang terjadi ketika tekanan darah turun ke tingkat yang sangat rendah setelah infeksi. Selain koma dan operasi jantung terbuka, Spinale juga sempat mengidap strok ringan.

Kabar baiknya, setelah berbagai perawatan, Spinale terbangun dari satu bulan koma tanpa kerusakan otak. Hingga kini, dia masih terus dalam proses pemulihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement