Selasa 31 Jan 2023 10:00 WIB

Vape Ternyata Lebih Berbahaya Dibandingkan Rokok Konvensional, Ini Sebabnya

Penggunaan vape dapat meningkatkan peradangan paru.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Orang yang sering nge-vape lebih mungkin menderita batuk kronis dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi vape atau merokok.
Foto: AP
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Orang yang sering nge-vape lebih mungkin menderita batuk kronis dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi vape atau merokok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Studi terbaru yang diterbitkan dalam The Journal of Nuclear Medicine mengungkapkan vape lebih berbahaya bagi paru-paru dibandingkan rokok konvensional. Menurut studi, vape dapat menyebabkan peradangan paru-paru dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru.

Studi tersebut merupakan studi pertama yang menyertakan bukti paru-paru dari penggunaan vape yang berbeda dengan rokok biasa. Peneliti membandingkan hasil Positron Emission Tomography (PET) scan dan radiotracer dari pengguna rokok biasa dan vape.

Baca Juga

Dr Reagan Wetherill dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania mengatakan iNOS merupakan enzim yang dihasilkan secara berlebihan pada pengguna rokok elektrik dan rokok biasa yang berhubungan dengan penyakit radang akut dan kronis.

"Ini menjadikannya target yang relevan untuk pencitraan molekuler radang paru-paru dan penyakit radang paru-paru," kata Wetherill, dikutip Express, Senin (30/1/2023).

Dalam studi itu, peserta dibagi beberapa kelompok, yaitu lima pengguna rokok elektrik, lima pengguna rokok biasa, dan lima pengguna yang tidak pernah merokok. Pengguna rokok elektrik menunjukkan peradangan paru yang lebih besar daripada perokok biasa dan mereka yang tidak merokok.

Selain itu, ditemukan hubungan antara peradangan paru dan perifer. Artinya, penggunaan rokok elektrik dapat meningkatkan peradangan paru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement