Kamis 19 Jan 2023 20:44 WIB

Fakta di Balik Mitos Kesehatan yang Sering Kita Dengar Sejak Kecil

Mitos atau fakta, sistem pencernaan akan terganggu jika permen karet tertelan?

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Menguyah permen karet. Ada enam mitos kesehatan populer yang beredar selama ini. Apa sebenarnya fakta di baliknya? (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Menguyah permen karet. Ada enam mitos kesehatan populer yang beredar selama ini. Apa sebenarnya fakta di baliknya? (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat kecil, kita sering kali dijejali cerita-cerita takhayul atau mitos dari orang tua. Biasanya cerita-cerita itu dipakai sebagai cara membuat anak-anak tidak nakal atau tak melakukan aktivitas tertentu.

Namun apakah cerita-cerita itu ada manfaatnya atau hanya sekadar cerita turun temurun? Dilansir laman AARP, Kamis (19/1/2023), berikut beberapa mitos kesehatan disertai penjelasan para ahli untuk menelusuri kebenaran di baliknya:

Baca Juga

1. Meretakkan buku-buku jari bisa picu radang sendi

Ahli bedah ortopedi di New York, Howard Luks, mengatakan meretakkan buku-buku jari tidak akan menyebabkan radang sendi. Meskipun ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa orang yang melakukan itu lebih mungkin alami pembengkakan tangan, namun menurut Luks, tidak ada yang salah dengan meretakkan buku-buku jari dengan lembut dan tidak terlalu sering.

Studi terbaru menunjukkan, bahkan orang yang biasa meretakkan buku-buku jari tidak memiliki risiko yang lebih tinggi untuk didiagnosis menderita osteoartritis. Suara yang timbul saat meretakan buku-buku jari disebabkan oleh letupan dari cairan pelumas (sinovial) yang menghasilkan kantong-kantong gelembung. “Bunyinya memang berisik, namun tidak akan membuat Anda mengalami nyeri sendi di masa depan,” kata Luks.

2. Berkumur dengan air garam bisa menyembuhkan sakit tenggorokan

Air garam adalah solusi yang bisa menyeimbangkan cairan di bagian belakang tenggorokan dan selaput lendir. Chief of Genera Internal Medicine di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Jeffrey Linder, mengatakan "mitos" populer ini bisa dipertanggungjawabkan secara medis.

“Kami menyarankan hal ini setiap saat untuk orang-orang yang mengalami sakit tenggorokan,” kata Linder.

Dia menyarankan untuk mencampurkan beberapa sendok makan garam ke dalam segelas air berukuran sedang hingga besar. Air yang digunakan sebaiknya dalam keadaan hangat, yang lebih mendekati suhu tubuh sehingga lebih menenangkan, dan berkumurlah pada saat gejala pertama sakit tenggorokan.

Beberapa penelitian bahkan menemukan, berkumur merupakan tindakan pencegahan yang membantu menangkal pilek atau flu. Satu studi menemukan bahwa berkumur air menurunkan kemungkinan seseorang terkena infeksi saluran pernapasan atas sebesar 36 persen dalam 60 hari pertama musim pilek dan flu.

3. Duduk terlalu dekat dengan TV akan memperburuk penglihatan

Jika Anda hobi menonton TV dan suka duduk dekat dengan layar, tenang saja, hal itu tidak akan memperburuk penglihatan Anda. Menurut Direktur Layanan Optometris dan Lensa Kontak di Tufts Medical Center, Cynthia D’Auria, menjelaskan bahwa menonton TV terlalu dekat bisa menyebabkan ketegangan mata dan kelelahan, serta masalah mata kering akibat berkurangnya frekuensi berkedip, namun tidak akan memperburuk presbiopi.

Meski begitu, D'Auria mengatakan penting untuk memprioritaskan kesehatan mata. Jadi sebaiknya Anda mundur saat duduk di dekat televisi untuk mengurangi ketegangan dan kelelahan.

4. Makanan pedas bisa menyebabkan maag

Linder mengatakan, makanan pedas memang bisa memperburuk maag, penyebab paling umum dari maag sebetulnya adalah infeksi bakteri. Namun jika Anda perut Anda sudah meradang, di mana memiliki sindrom iritasi usus besar atau maag, mengonsumsi makanan pedas dapat membuat kondisi maag merasa lebih buruk.

Selain bakteri, yang paling sering adalah H pylori, penggunaan obat antiinflamasi non-steroid jangka panjang seperti aspirin dan ibuprofen telah dikaitkan dengan penyakit tukak lambung. Menariknya, penelitian pada 2006 menemukan bahwa cabai berpotensi bermanfaat bagi usus dengan meningkatkan aliran darah ke saluran pencernaan untuk melindunginya.

5. Manusia makan delapan laba-laba dalam setahun saat tidur

Tentunya, kisah ini tidak mungkin terjadi karena beberapa alasan misalnya laba-laba lebih suka tinggal di dalam jaringnya sendiri. “Kecuali jika mereka melihat Anda sebagai mangsa, laba-laba mungkin merangkak ke tempat tidur,” kata penulis buku The Survival Medicine Handbook: The Essential Guide for When Help Is Not on the Way, Joe Alton.

6. Jika tertelan, permen karet butuh waktu tujuh tahun untuk dicerna

Permen karet memang jadi favorit anak-anak. Tak jarang itu tanpa sengaja tertelan. Jadi, apakah benar sistem pencernaan akan terganggu jika permen karet tertelan? Untungnya, tidak.

"Tentu saja tidak benar bahwa permen karet membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melewati perut," kata Andrew Boxer, seorang ahli pencernaan dari Gastroenterology Associates of New Jersey. Menurut dia, permen karet biasanya melewati saluran pencernaan dalam hitungan jam hingga hari.

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement