Senin 19 Aug 2024 09:46 WIB

Nyeri Tulang Malam Hari? Waspada Kanker Tulang

Jika mengalami nyeri tulang yang tak kunjung reda, segera konsultasi dengan dokter.

Seseorang mengalami nyeri tulang (ilustrasi). Nyeri pada tulang dan persendian dan semakin memburuk pada malam hari atau saat beraktifitas menjadi salah satu gejala seseorang terkena kanker tulang.
Foto: www.freepik.com.
Seseorang mengalami nyeri tulang (ilustrasi). Nyeri pada tulang dan persendian dan semakin memburuk pada malam hari atau saat beraktifitas menjadi salah satu gejala seseorang terkena kanker tulang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nyeri tulang dan sendi menjadi keluhan umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari cedera ringan hingga penyakit yang lebih serius. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah kanker tulang. Meskipun jarang terjadi, kanker tulang dapat menimbulkan gejala yang signifikan, salah satunya adalah nyeri yang terus-menerus dan semakin memburuk.

Konsultan Onkologi Eka Hospital BSD dr Muhamad Wahyudi mengatakan nyeri pada tulang dan persendian dan semakin memburuk pada malam hari atau saat beraktifitas menjadi salah satu gejala seseorang terkena kanker tulang. "Kanker tulang merupakan salah satu jenis kanker yang relatif jarang terjadi dibandingkan dengan kanker lainnya. Namun, dampak yang ditimbulkannya bisa sangat serius jika tidak ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting dalam upaya pencegahan," kata Muhamad Wahyudi dalam keterangannya di Tangerang, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Gejala lain pada kanker tulang yang mungkin terjadi di antaranya pembengkakan dan kemerahan di bagian tulang yang terkena, yang dapat membuat pergerakan menjadi sulit jika pembengkakan berada di dekat sendi. Kemudian, benjolan yang terlihat jelas di atas tulang, tulang lemah dan lebih mudah patah, patah tulang yang tidak lazim, tanpa sebab yang jelas atau dengan trauma ringan, kekakuan atau nyeri tekan pada tulang.

Selain itu, demam, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, hilangnya perasaan pada anggota tubuh yang terdampak, masalah dalam bergerak misalnya berjalan pincang. Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan di berbagai bagian tubuh jika tumor menekan saraf

"Jika mengalami nyeri tulang yang tidak kunjung reda, terutama saat beristirahat atau di malam hari, segera konsultasikan dengan dokter. Nyeri yang terus-menerus pada tulang bisa menjadi tanda adanya masalah serius seperti kanker tulang," kata dia.

Menurut dia, ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kanker tulang yakni Rontgen (X-ray), Bone Scan yakni pemindaian bagian dalam tulang menggunakan pelacak radioaktif untuk membantu menentukan stadium kanker tulang. Sistem kerjanya yakni pelacak disuntikkan ke pembuluh darah pasien dan akan berkumpul di area tulang yang dapat terdeteksi oleh kamera khusus. Radioaktif yang digunakan hanya dalam jumlah kecil dan tidak membahayakan.

Tulang yang sehat tampak lebih terang di depan kamera, dan area cedera, misalnya yang disebabkan oleh sel kanker atau terkadang patah tulang, akan terlihat jelas pada gambar. Selain itu, CT scan yakni mengambil gambar bagian dalam tubuh menggunakan sinar-x yang diambil dari berbagai sudut, MRI scan untuk menghasilkan gambar detail bagian dalam tubuh menggunakan medan magnet, bukan sinar X.

"Ada juga PET scan yang membantu menentukan sejauh mana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain di luar tulang dan biopsi yakni satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti apakah Anda menderita kanker tulang," kata dia.

Menjaga kesehatan tulang, lanjut dia, merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Tulang menopang tubuh dan memungkinkan bergerak. Tulang juga melindungi otak, jantung, dan organ lainnya dari cedera.

"Tulang adalah jaringan yang hidup dan berkembang. Ketika masih muda, tubuh akan terus meregenerasi sel-sel tulang dan menghancurkan sel-sel yang sudah rusak. Setelah usia 30 tahun, remodeling tulang terus berlanjut, namun orang akan kehilangan massa tulang lebih cepat daripada penambahannya," ujar dr Muhamad Wahyudi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement