Jumat 30 Sep 2022 14:32 WIB

Waspadai Efek Konsumsi Gula Berlebih di Jangka Pendek dan Panjang

Konsumsi gula yang berlebihan justru membuat tubuh mudah lelah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Wanita menyeruput minuman manis. Konsumsi gula tambahan berlebih bisa mempengaruhi metabolisme di tubuh seperti metabolisme energi, metabolisme lemak, dan metabolisme protein.
Foto: EPA/JUSTIN LANE
Wanita menyeruput minuman manis. Konsumsi gula tambahan berlebih bisa mempengaruhi metabolisme di tubuh seperti metabolisme energi, metabolisme lemak, dan metabolisme protein.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta mengingatkan ketika seseorang mengonsumsi gula berlebih maka memberikan efek jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek adalah mempengaruhi metabolisme dan jangka panjangnya bisa mempengaruhi semua aspek.

Denta menjelaskan, ketika mengonsumsi gula tambahan berlebih bisa mempengaruhi metabolisme di tubuh seperti metabolisme energi, metabolisme lemak, dan metabolisme protein. "Artinya dalam jangka pendek paling mempengaruhi metabolisme tubuh seseorang karena terlalu banyak gula," ujarnya dalam diskusi virtual di media sosial Twitter, ditulis Jumat (30/9/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, tubuh bisa memproduksi gula sendiri. Kemudian, tubuh punya cadangan gula atau protein atau lemak yang diubah sewaktu-waktu. Sehingga, jika orang  mengonsumsi gula tambahan dan kebanyakan gula maka akibatnya menjadi agak mudah lelah.

Kondisi ini terjadi karena metabolisme energinya tidak optimal. Setelah itu terjadi gangguan tubuh yang lainnya. Ia mengingatkan kondisi yang sama juga dialami anak-anak karena gula mempengaruhi hingga sel seluler.

"Bahkan, kondisi ini mudah terjadi. Ketika mendapatkan tambahan terlalu banyak (gula) maka metabolismenya terganggu," katanya.

Sementara itu, ia menyebutkan efek terlalu banyak gula di jangka panjangnya mempengaruhi tingkat seluler, berarti bisa mempengaruhi semuanya. Di antaranya jantung, pembuluh darah, hingga otak seperti alzheimer.

"Jadi, semakin dini seseorang terpapar maka semakin (berpotensi) mendapatkan masalah, termasuk diabetes tipe II hingga kanker," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menargetkan anak-anak bisa terhindar dari paparan gula yang berlebih. Denta meminta konsumsi gula tambahan perlu dibatasi.

"Untuk anak-anak kalau dia masih masa pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang usianya sekitar 6 bulan sampai 1 tahun sebenarnya bisa diberikan gula tambahan maksimal 5 persen dari total kalori harian. Sementara untuk anak-anak yang lebih besar (usianya) kira-kira 25 gram per hari," ujarnya.

Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebenarnya telah menetapkan standar kandungan gula untuk dewasa sekitar 50 gram gula tambahan per hari. Ia berharap rekomendasi gula ke depannya bisa lebih rendah lagi. Sebab, ia menyebutkan Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association) sudah merekomendasikan konsumsi gula maksimal 25 gram sampai 36 gram per hari.

"Jadi harusnya di Indonesia bisa merekomendasikan (konsumsi gula) lebih rendah lagi," katanya.

Baca juga : Ini Rekomendasi Asupan Gula Harian untuk Anak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement