Jumat 21 Jun 2024 15:48 WIB

Usia 40-an, Berat Badan tak Terkendali? Atur Asupan Gula dan Rasakan Bedanya!

Menjaga berat badan tetap normal pada usia 40 bukanlah hal mustahil dilakukan.

Gula (ilustrasi). Menjaga berat berat saat berusia 40 tahunan dapat dimulai dari memilih asupan rendah gula, lemak jenuh, dan membatasi makanan cepat saji.
Foto: www.freepik.com
Gula (ilustrasi). Menjaga berat berat saat berusia 40 tahunan dapat dimulai dari memilih asupan rendah gula, lemak jenuh, dan membatasi makanan cepat saji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menginjak usia 40 tahun, banyak perubahan fisik yang terjadi pada tubuh, termasuk metabolisme yang mulai melambat. Hal ini dapat membuat menjaga berat badan menjadi lebih sulit, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Praktisi kesehatan dr Fridolin Seto mengatakan, menjaga berat berat saat berusia 40 tahunan dapat dimulai dari memilih asupan rendah gula, lemak jenuh, dan membatasi makanan cepat saji. "Sebaliknya, tingkatkan konsumsi sayuran dan protein tanpa lemak. Lalu, perhatikan pola makan," kata dia di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga

Menurut dia, lebih baik makan teratur tiga kali sehari dengan porsi cukup, ketimbang menahan rasa lapar hingga makan sampai kekenyangan. Saat berusia 40 tahun, metabolisme tubuh mulai melambat sehingga upaya menurunkan berat badan menjadi lebih sulit. Selain itu, risiko terserang penyakit pun akan meningkat terlebih jika dia memiliki gaya hidup tidak sehat.

Tetapi, kata dia, menjaga berat badan tetap normal bukanlah hal mustahil dilakukan. Selain memilih asupan rendah gula, lemak jenuh dan membatasi makanan cepat saji, dia juga menyarankan masyarakat banyak melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki, mencuci mobil sendiri atau berkebun.

"Jangan lupa berolahraga walau intensitas rendah atau sedang, tetapi lakukan secara teratur agar berat badan tetap terjaga," kata dia.

Hal lain seperti meditasi atau yoga untuk membantu menjaga keseimbangan emosional dan mental. "Dapat juga 'jogging', berenang atau bersepeda," kata dia.

Menurut Fridolin, saat seseorang mulai memasuki usia 40 tahun, tubuhnya mulai mengalami perubahan fisik. Misalnya, menjadi kehilangan elastisitas kulit serta perubahan hormon yang dapat mempengaruhi suasana hati dan energi sehari-hari.

Perubahan ini sebenarnya normal terjadi sebagai bagian dari penuaan. Namun ada sejumlah tindakan yang dapat diambil untuk menjaga agar tanda-tanda penuaan tidak semakin tampak signifikan.

Tindakan ini antara lain rutin menggunakan produk perawatan sesuai dengan jenis kulit dan usia, menggunakan tabir surya, mengurangi konsumsi alkohol, menghindari merokok dan terpapar asap rokok. Selain itu, masyarakat juga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh setiap enam bulan atau setahun sekali untuk mendeteksi masalah kesehatan sejak dini dan yang berpotensi terjadi pada usia 40 tahun.

Di samping upaya ini, Fridolin yang juga Head of Department Underwriting Sequis menyarankan orang-orang menyiapkan finansial agar tetap sejahtera. Selain fokus pada gaya hidup sehat, usia 40 tahun adalah momen penting dalam perjalanan hidup sehingga penting untuk mempersiapkan finansial agar tetap sejahtera.

"Menjaga kesehatan dan keuangan adalah investasi menyiapkan hari esok yang lebih baik," katanya.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta membantu warga mencegah berat badan berlebih dan menganjurkan mereka memantau indeks massa tubuh (IMT) secara berkala. Selain itu berkonsultasi dengan pakar gizi apabila mengalami kenaikan berat badan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) juga menyarankan masyarakat mengatur pola makan sehat dan bergizi termasuk memperbanyak konsumsi serat seperti buah dan sayur serta memilih pengolahan makanan yang tepat. Yakni mengutamakan mengukus atau merebus. Kiat lainnya, yakni memperhatikan jadwal makan yang tepat, menghindari camilan tak sehat, serta konsumsi gula, garam dan lemak sesuai anjuran. Kebutuhan maksimal setiap orang per hari, yakni 4 sendok makan gula, 1 sendok teh garam dan 5 sendok makan lemak. Hal lain yang juga disarankan, yakni melakukan aktivitas atau latihan fisik 30 menit per hari atau 150 menit per pekan.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement