Selanjutnya, baik rokok maupun vape sama-sama mengandung bahan partikel yang bersifat iritatif. Ketika terhirup, partikel itu bisa menyebabkan peradangan di saluran napas. Ini kemudian bisa menginduksi berbagai penyakit misalnya asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit jantung, strok, dan lainnya.
"Akan tetapi, efek penyakitnya itu biasanya jangka panjang. Jadi nggak pas ngerokok seminggu baru sakit, efeknya bisa 10 tahun kemudian, dan setelahnya barulah muncul penyesalan," jelas dr Agus.
Agus mengatakan, asap rokok maupun vape juga bisa berpengaruh pada kesehatan kulit, terutama pada individu dengan kulit sensitif. Efeknya bisa berupa gatal-gatal, penuaan dini, hingga meningkatkan risiko kanker kulit.
"Coba saja bandingkan artis yang perokok dan tidak, lihat kulitnya, biasanya mereka yang perokok itu kulitnya agak kekuningan dan keriputnya sangat terlihat, bahkan di usia yang relatif muda," kata Agus.