Rabu 24 Apr 2024 14:03 WIB

Apa Itu Ganja Cair yang Digunakan Selebgram Chandrika Chika di Vape?

Selebgram Chika ditangkap atas kasus dugaan penggunaan narkoba.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Vape (ilustrasi). Selebgram Chandrika Chika dan teman-temannya disebut menggunakan ganja dalam bentuk cair yang dimasukkan ke dalam pod vape.
Foto: www.freepik.com
Vape (ilustrasi). Selebgram Chandrika Chika dan teman-temannya disebut menggunakan ganja dalam bentuk cair yang dimasukkan ke dalam pod vape.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selebgram Chandrika Chika dan lima temannya ditangkap oleh pihak kepolisian pada Senin (22/4/2024) terkait kasus penyalahgunaan narkoba. Hasil tes menunjukkan bahwa Chika positif menggunakan ganja jenis tetrahydrocannabinol (THC).

Laporan dari pihak kepolisian menyatakan bahwa Chika dan teman-temannya menggunakan THC dalam bentuk cair yang dimasukkan ke dalam pod vape. Pod vape tersebut lalu dihisap secara bergantian oleh mereka.

Baca Juga

THC pada dasarnya merupakan unsur psikoaktif utama pada tanaman ganja dari sekitar 113 kanabinoid yang dimiliki oleh tanaman tersebut. Senyawa inilah yang dapat memberikan efek "high" ketika disalahgunakan.

"Studi-studi menunjukkan bahwa penggunaan mariyuana (ganja) memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang tertentu (terhadap kesehatan)," ujar Cleveland Clinic melalui laman resminya.

Penyalahgunaan THC umumnya dilakukan dengan beberapa metode. Sebagian di antaranya adalah dengan dibakar seperti rokok, dimakan dalam bentuk gummy, atau dihisap asapnya dengan bantuan alat atau pod vape.

Penyalahgunaan THC dengan /pod vape dilakukan dengan cara mengisi pod vape dengan cairan yang mengandung THC. Selanjutnya, alat vape akan memanaskan cairan tersebut hingga timbul aerosol atau uap yang bisa dihirup oleh penggunanya.

Mewaspadai bahaya vaping THC

Salah satu kekhawatiran terbesar dari penggunaan THC cair dengan vape atau vaping THC adalah efek dari menghirup vitamin E asetat. Vitamin E asetat merupakan zat kimia aditif yang bisa ditemukan pada banyak produk vape bermuatan THC.

Bahaya paparan vitamin E asetat pertama kali mencuat pada 2019. Kala itu, terdapat hampir 2.561 kasus cedera paru-paru EVALI di Amerika Serikat. Sebanyak 55 kasus berujung pada kematian menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Berdasarkan studi lebih lanjut, sebanyak 82 persen pasien yang dirawat karena EVALI memiliki kebiasaan menghisap vape yang mengandung THC dan terkadang bersamaan dengan produk vape lain. Sebanyak 33 persen di antaranya hanya menghisap vape yang mengandung THC.

"Untuk pertama kalinya kami mendeteksi toksin mengkhawatirkan, vitamin E asetat," ujar Dr Anne Schuchat dari CDC, seperti dilansir Healthline pada Rabu (24/4/2024).

Vitamin E asetat sebenarnya merupakan bahan yang umum digunakan pada produk suplemen yang dimakan atau produk perawatan kulit. Dalam produk-produk ini, vitamin E asetat tampak aman untuk digunakan.

"Ketika dihirup, (vitamin E asetat) bisa mengganggu fungsi normal paru," kata dr Schuchat mengacu pada sebuah studi.

EVALI merupakan peradangan paru serius yang berkaitan dengan penggunaan rokok elektrik atau vape, menurut Cleveland Clinic. Kondisi ini sering kali membutuhkan perawatan di rumah sakit dan bisa berujung pada kematian.

EVALI tak hanya dapat memunculkan gejala yang berkaitan dengan pernapasan tetapi juga pencernaan. Beberapa gejala EVALI adalah sesak napas, batuk, nyeri dada, demam dan menggigil, diare, mual, muntah, dan nyeri perut, detak jantung cepat, serta napas cepat dan pendek.

Selain EVALI, vaping THC juga dapat meningkatkan sejumlah risiko lain. Berikut ini adalah risiko tersebut, seperti dilansir VerywellMind dan Cleveland Clinic:

1. Masalah koordinasi

2. Distorsi panca indera

3. Kecemasan meningkat

4. Detak jantung lebih cepat

5. Gangguan pada kemampuan memusatkan perhatian, daya ingat, serta belajar

6. Paranoia dan psikosis yang dipicu mariyuana (dalam dosis tinggi)

7. Delusi (dalam dosis tinggi)

8. Halusinasi (dalam dosis tinggi)

9. Serangan panik

10. Mulut kering

11. Disorientasi

Selain keenam risiko ini, vaping THC bisa memunculkan efek samping yang menetap dalam jangka panjang. Berikut ini adalah beberapa dari efek samping tersebut:

1. Peningkatan risiko adiksi atau kecanduan

2. Peningkatan risiko batuk kronis

3. Peningkatan risiko skizofrenia pada individu yang memiliki risiko genetik

4. Masalah dalam kemampuan belajar dan daya ingat.

5. Kerusakan paru, terutama karena bronkitis

6. Penyakit gusi

7. Gangguan kesuburan

Bila cedera paru sudah terjadi, pelaku vaping THC juga bisa merasakan beberapa gejala lain. Gejala-gejala tersebut adalah batuk, kesulitan bernapas, mual, muntah, diare, serta penurunan berat badan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement