REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapper fenomenal Kanye West telah mengungkapkan bahwa ia berencana untuk melanjutkan kariernya di bidang politik. Pernyataannya tersebut mendukung desas-desus terbaru bahwa ia akan kembali mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2024
Hal itu diungkapkan West dalam wawancara eksklusif dengan Linsey Davis dari ABC. Berjudul "A Conversation With Ye", wawancara itu juga membahas tentang hubungan Kanye dengan anak-anaknya, lalu soal masalah merek Yeezy dengan GAP dan Adidas. Ia juga membahas hubungannya dengan mantan istrinya, Kim Kardashian.
Pada satu titik dalam obrolan panjang itu, percakapan beralih ke pencalonan West yang gagal untuk Presiden pada tahun 2020. Davis bertanya kepada rapper itu apakah dia memiliki "Aspirasi politik masa depan?” yang disambut jawaban positif dari Kanye.
"Ya, sangat. Anda tahu itu bukan waktu yang diberkati Tuhan. Saya yakin ada nyawa yang terselamatkan. Saya yakin Tuhan membuat saya terpuruk dan berkata 'ini bukan waktu yang tepat'. Tapi Anda tahu, dia adalah penebus," jelas Kanye seperti dilansir dari NME, Jumat (22/9/2022).
Di antara janji politiknya, Kanye berjanji untuk memulihkan komitmen AS terhadap iman, melindungi tunawisma dan mengatasi kelaparan, serta memperjuangkan bisnis milik orang kulit hitam. Dalam satu video kampanye, dia menyatakan bahwa dia akan memimpin Amerika dengan penuh kasih, dedikasi dan tanggung jawab.
"Saya akan menjadi pemimpin bagi dunia yang merdeka. Itu adalah sesuatu yang Tuhan anugerahkan di hatiku pada tahun 2015," jelas Kanye.
Sayangnya Kanye hanya mendapat dukungan yang terbatas, dan bahkan tidak terdaftar dalam surat suara di beberapa negara bagian termasuk Virginia, West Virginia, Ohio, Wyoming, Illinois, Wisconsin, dan Carolina Selatan. Dia juga dikritik oleh banyak rekan-rekannya di industri musik termasuk Chuck D dari Public Enemy, Trey Songz, 50 Cent dan Joe Rogan, tetapi akhirnya berhasil memenangkan sekitar 50 ribu suara (seperlima di antaranya diamankan di Tennessee).
Kanye merenungkan tawaran Presiden yang gagal November lalu, mengakui dalam doa Thanksgiving yang panjang bahwa dia mencalonkan diri sebagai Presiden tanpa persiapan yang tepat dan tidak memiliki sekutu. Namun demikian, dia sudah lama mengisyaratkan bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai Presiden lagi pada tahun 2024.