REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkar pinggang tampak lebih memengaruhi risiko seseorang terhadap gagal jantung dibandingkan berat badan. Setiap kelebihan 1 inci atau 2,54 cm lingkar pinggang akan diikuti dengan peningkatan risiko gagal jantung sebesar 10 persen.
Kaitan antara ukuran lingkar pinggang dan risiko gagal jantung ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dipresentasikan oleh tim peneliti dari Oxford University dalam kongres European Society of Cardiology. Studi yang melibatkan sekitar 430 ribu warga Inggris selama 13 tahun ini juga menemukan bahwa ukuran lingkar pinggang tampak lebih memengaruhi risiko gagal jantung dibandingkan ukuran berat badan.
Sebagai perbandingan, partisipan dengan ukuran lingkar pinggang terbesar memiliki risiko gagal jantung 3,21 kali lebih besar dibandingkan orang dewasa yang ramping. Sedangkan partisipan dengan berat badan terbesar memiliki risiko gagal jantung 2,65 kali lebih besar.
"Gagal jantung adalah kondisi yang kronis dan tak dapat disembuhkan, yang akan memburuk seiring waktu," jelas James Leiper dari British Heart Foundation, seperti dilansir The Sun, Selasa (30/8/2022).
Menurut Leiper, temuan ini menyoroti pentingnya manajemen berat badan dalam pengelolaan penyakit gagal jantung. Di saat yang sama, masyarakat juga sangat dianjurkan untuk mengukur lingkar pinggang secara berkala.
Menurut panduan dari Kementerian Kesehatan RI, batas aman lingkar perut untuk pria adalah 90 cm. Sedangkan untuk wanita, batas aman lingkar perutnya adalah 80 cm.
Mewaspadai gejala
Gagal jantung atau terkadang disebut sebagai gagal jantung kongestif terjadi ketika otot jantung tak bisa memompa darah sebagaimana mestinya. Kondisi ini bisa membuat darah yang dipompa kembali ke jantung dan cairan menumpuk di dalam paru, kemudian menyebabkan sesak napas.