Kamis 25 Aug 2022 17:23 WIB

Rambut Kemaluan Sebaiknya tidak Dicukur Sampai Habis, Ini Kata Dokter

Rambut di organ genital diketahui memiliki beberapa manfaat perlindungan.

Bulu kemaluan sebaiknya tidak dicuku hingga botak. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Bulu kemaluan sebaiknya tidak dicuku hingga botak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr Tofan Widya Utami menyarankan orang-orang khususnya wanita tidak mencukur habis rambut pada organ genital atau kemaluan. Hal ini penting dilakukan demi menghindari masalah.

"Rambut yang sepele-sepele kalau kami bilang itu ada gunanya semua. Rambut (di area kemaluan) jangan dikerok, di-waxing supaya bersih kayak bayi, tetapi secara baik gunting sisakan 0,5 sentimeter," ujarnya dalam kegiatan Ladies Talk bertajuk "Stress Berlebih Ganggu Area Kewanitaanmu!?" di Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Baca Juga

Menurut Tofan, hal ini demi menghindari timbulnya gatal saat rambut baru tumbuh. Rasa gatal ini terkadang memicu seseorang untuk menggaruk, padahal dia belum mencuci tangannya. Mengutip Medical News Today dan Healthline, menggaruk area yang gatal justru dapat memperburuk rasa gatal karena dianggap mengiritasi ujung saraf di area yang Anda garuk.

Terkait fungsi, rambut di organ genital diketahui memiliki beberapa manfaat perlindungan antara lain mencegah kotoran memasuki vagina, dapat berfungsi sebagai semacam bantalan untuk melindungi terhadap gesekan saat berhubungan intim dan penutup untuk menjaga organ tetap hangat. Selain soal rambut, Tofan juga menyarankan orang-orang menjaga kebersihan organ genital. Khusus untuk wanita, area vulva termasuk yang boleh dibersihkan menggunakan air dan sabun tetapi tidak dilakukan setiap hari.

"Vulva harus cucinya pakai sabun, jangan air saja. Tetapi tidak dilakukan setiap hari, setiap saat. Justru kalau kita melakukannya setiap saat atau rutin, itu menyebabkan inflamasi atau radang vulvitis (radang di vulva)," kata dia.

Tofan juga mengingatkan cara membersihkan organ genital dari depan ke belakang dan bukan sebaliknya dari belakang ke depan. Dia menyarankan penggunaan bidet yang arahnya dari depan ke belakang.

"Saya kok enggak setuju ya dengan (bidet) yang disiram dari belakang, itu akan memicu satu percikan, mikroorganisme patogen, dari anus ke depan. Padahal kami mengajarkan, bagaimana cara membasuh organ genital eksternal kita dari depan ke belakang," demikian pesan dia.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement