Kamis 28 Jul 2022 22:24 WIB

Kebiasaan Sarapan Terbaik untuk Usia 50 ke Atas

Beberapa kebiasaan saat sarapan jaga metabolisme tetap prima di usia 50 ke atas.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Kebiasaan sarapan terbaik untuk usia 50-an tahun. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Kebiasaan sarapan terbaik untuk usia 50-an tahun. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Metabolisme merupakan bagian penting dari kesehatan secara umum. Pada saat yang sama, ada banyak faktor yang bisa mendorong terjadinya perlambatan metabolisme, termasuk penuaan. Meski begitu, beberapa kebiasaan saat sarapan bisa menjaga metabolisme tetap prima di usia 50 tahun ke atas.

Secara umum, metabolisme merupakan sebuah proses metabolik di mana tubuh mengubah asupan makanan dan minuman menjadi energi. Seperti dilansir Cleveland Clinic, energi yang terbentuk ini berfungsi untuk mendorong jalannya fungsi-fungsi tubuh, mulai dari bernapas, aliran darah, pencernaan makanan, pertumbuhan dan perbaikan sel, pengelolaan kadar hormon, hingga pengaturan suhu tubuh.

Baca Juga

Laju metabolisme bisa melambat akibat berbagai faktor. Sebagian di antaranya adalah faktor genetik, penyakit yang sedang diidap, pergerakan tubuh, pola makan, dan pertambahan usia.

Kabar baiknya, kebiasaan pola makan yang tepat dapat meningkatkan laju metabolisme meski usia terus bertambah. Berikut ini adalah lima kebiasaan sarapan yang diketahui dapat mempercepat metabolisme, seperti dilansir Eat This Not That, Kamis (28/7/2022):

 

 

1. Awali pagi dengan protein

Asupan protein yang cukup bisa memberikan rasa kenyang lebih cepat dan lebih lama. Alasannya, protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dipecah dibandingkan karbohidrat dan lemak.

"Meski efek termal makanan tidak membakar banyak kalori, tetapi (efek tersebut) membakar sebagian (kalori), dan protein meningkatkan sistem pembakaran kalori itu," kata ahli gizi Amy Goodson MS RD CSSD LD.

Meningkatkan asupan protein di pagi hari bisa dilakukan dengan menyantap beberapa makanan kaya protein, seperti telur, yogurt yunani, keju, sosis sapi tanpa lemak, atau bubuk protein yang dibuat menjadi smoothie. Upayakan untuk mengonsumsi sekitar 25-30 gram protein.

2. Menambahkan telur

Telur bisa menjadi sumber makanan bergizi saat sarapan. Selain memiliki harga yang cukup terjangkau, telur juga merupakan sumber protein yang mudah diolah menjadi berbagai hidangan. Selain kaya protein, telur juga memiliki beberapa zat gizi penting lain yang dapat menunjang metabolisme tubuh.

"Anda bisa menyantap telur rebus saat berjalan keluar rumah, menambahkan telur mata sapi di atas roti panggang dengan alpukat, dan bahkan menambahkan telur ke mangkuk oatmeal Anda," ujar ahli gizi Lauren Manaker MS RDN.

3. Benar-benar menyantap sarapan

Karena belum merasa lapar, sebagian orang terbiasa untuk "sarapan" hanya dengan minum kopi. Kebiasaan ini sebenarnya dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan dan metabolisme.

"Meski banyak orang berpikir bahwa melewatkan sarapan lebih baik untuk metabolisme, faktanya jauh dari itu," ujar Goodson.

Bila metabolisme diibaratkan seperti api, perlu adanya pemantik sebelum api mulai membakar. Setelah itu, kayu perlu ditambahkan secara bertahap agar api tetap menyala.

Hal yang sama juga berlaku untuk metabolisme. Agar bisa melakukan pembakaran kalori secara optimal, metabolisme perlu didorong di pagi hari dengan asupan karbohidrat tinggi serat dan protein. Setelah itu, konsumsi makanan dan cemilan secara berkala untuk menjaga metabolisme tetap melakukan pembakaran sepanjang hari.

4. Meminum teh hijau

Selain dikenal sebagai minuman paling sehat, teh hijau juga dapat membantu meningkatkan metabolisme. Oleh karena itu, Manaker merekomendasikan teh hijau untuk diminum pada pagi hari.

Manfaat teh hijau untuk metabolisme berasal dari kandungan senyawa alami di dalamnya, yaitu EGCG. EGCG merupakan senyawa yang diketahui bisa meningkatkan metabolisme.

5. Masukkan rasa pedas

Menambahkan cabai atau paprika ke dalam menu sarapan bisa membantu memelihara kesehatan metabolisme. Alasannya, cabai dan paprika memiliki senyawa bernama capsaicin. Studi dalam Bioscience Reports mengungkapkan bahwa capsaicin dapat memberikan manfaat bagi kesehatan metabolik. Selain itu, capsaicin juga bisa membantu penurunan berat badan pada orang-orang obesitas. Studi juga mengungkapkan tak ada konsekuensi negatif dari mengonsumsi capsaicin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement