REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi banyak perempuan, kopi telah menjadi bagian dari rutinitas harian untuk meningkatkan suasana hati. Menariknya, penelitian terbaru menemukan bahwa konsumsi kopi secara teratur dapat membantu perempuan menua dengan sehat, baik secara fisik maupun mental.
Hal ini merujuk pada studi berskala besar yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Nutrition (ASN) di Orlando, awal Juni. Penelitian ini menganalisa data kesehatan dari 47.513 perempuan yang dikumpulkan sejak 1984, menjadikannya salah satu studi terpanjang dan terbesar yang pernah dilakukan tentang hubungan antara pola makan dan penuaan.
"Meski sebelumnya kopi sering dikaitkan dengan manfaat kesehatan tertentu, ini adalah studi pertama yang meneliti dampakya terhadap berbagai aspek penuaan sehat secara bersamaan, dalam periode waktu yang sangat panjang," kata peneliti utama dari Harvard TH Chan School of Public Health, Sara Mahdavi, seperti dilansir laman USA Today, Selasa (24/6/2025).
Dalam studi ini, sebanyak 3.706 peserta dikategorikan sebagai healthy agers atau penuaan sehat pada 2016. Mereka adalah perempuan yang hidup hingga usia 70 tahun atau lebih, terbebas dari 11 penyakit kronis utama, memiliki fungsi fisik yang baik, kesehatan mental stabil, serta tidak mengalami gangguan daya ingat.
Kelompok perempuan yang termasuk dalam kategori penuaan sehat tercatat mengonsumsi rata-rata 315 mg per hari, setara dengan tiga gelas kopi kecil. Data juga menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen asupan kafein kelompok ini berasal dari kopi, bukan soda atau teh.
Konsumsi soda berkafein justru dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih rendah untuk mengalami penuaan sehat. Hal ini menegaskan tidak semua kafein memiliki dampak kesehatan yang sama dengan kopi.
"Kopi berkafein mengandung berbagai senyawa bioaktif yang diduga ikut berkontribusi dalam menjaga fungsi tubuh dan otak," kata Mahdavi yang juga merupakan guru besar di University of Toronto.
Meski hasilnya menjanjikan, ia mengingatkan bahwa studi ini belum melalui proses peer-review atau diterbitkan di jurnal ilmiah. Namun, dengan cakupan data yang luas dan durasi penelitian yang panjang, Mahdavi meyakini studi ini dapat menjadi dasar penting untuk memahami hubungan antara gaya hidup, pola makan, dan kualitas hidup di usia lanjut.