REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Herniated disk atau saraf terjepit merupakan kondisi yang cukup sering memicu nyeri punggung. Kondisi ini terjadi ketika bantalan tulang belakang robek sehingga isi bantalannya menonjol keluar.
Herniated disk paling sering terjadi di bagian tulang belakang bawah. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi di spinal column leher dan bagian tengah tulang belakang, seperti dilansir Medical News Today. Isi bantalan tulang belakang yang "bocor" keluar ini membawa zat kimia yang bisa mengiritasi saraf di area yang terdampak dan menyebabkan peradangan serta nyeri.
Isi bantalan ini juga bisa menekan saraf di dekatnya dan memunculkan nyeri. Gejala yang muncul pada herniated disk akan sangat bergantung pada area mana yang terdampak.
Secara umum, gejala ini dapat berupa nyeri, kesemutan atau kebas di tungkai, hingga lemah otot. Saraf kejepit juga bisa menyebabkan hilangnya kontrol dalam berkemih dan buang air besar, lemah pada kaki, serta nyeri punggung bawah.
Salah satu faktor risiko dari saraf kejepit adalah usia. Seiring dengan proses penuaan, kandungan air di bantalan tulang atau disk akan berkurang dan ukuran disk semakin menipis. Kondisi ini membuat ruang di antara ruas tulang belakang jadi menyempit, sehingga area tersebut menjadi lebih rentan terhadap herniasi.
Degenerasi disk lebih sering mengenai pria berusia 20-50 tahun. Terlebih, bila pria tersebut lebih sering menggunakan otot punggung alih-alih kaki saat mengangkat benda yang berat.
Faktor risiko lain dari herniated disk adalah kegemukan, gaya hidup sedenter, dan aktivitas berulang yang membebani tulang belakang. Sering berkendara juga dapat berkontribusi pada terjadinya saraf kejepit, karena getaran dari mesin mobil bisa memberikan tambahan tekanan pada tulang belakang.
"Diyakini pula bahwa merokok akan mengurangi pasokan oksigen ke disk dan menyebabkan degenerasi yang cepat," jelas tim ahli dari OrthoInfo, seperti dilansir Express, Rabu (6/7/2022).
Sebagian besar kondisi saraf kejepit biasanya membaik secara perlahan dalam kurun waktu beberapa hari hingga pekan. Di samping itu, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meringankan gejalanya.