REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit hepatitis akut misterius masih belum terjawab penyebabnya. Penyakit ini banyak terjadi pada anak-anak, sehingga orang tua diminta kenali gejalanya karena fase terburuk penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya meninggal dunia.
Dokter Spesialis Anak di Primaya Hospital Evasari, Ria Yoanita menjelaskan, hepatitis berasal dari kata hepar yaitu hati dan titis artinya radang. Hepatitis bermakna radang pada hati.
"Hepatitis bisa jadi akut jika diderita dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan. Ketika terjadi hepatitis akut, terjadi perjalanan penyakit yaitu penderita mengalami mengalami gangguan saluran pencernaan seperti diare, mual, muntah dan gejala saluran pernapasan," ujarnya dalam sebuah konferensi virtual, Kamis (2/6/2022).
Kemudian, mulai muncul gejala di tubuhnya. Mata mulai terlihat kuning, kemudian umumnya buang air kecil berwarna jadi seperti teh. Buang air besar (BAB) jadi seperti putih pucat. Jika anak yang menderita hepatitis akut diperiksakan enzim hatinya yaitu SGPT ternyata meningkat di atas 500. Kondisi ini membuat anak bisa kejang karena tingginya enzim hati.
"Kemudian, fase terakhir yaitu fulminan (gagal hati akut). Di fase ini, penderita mengalami penurunan kesadaran, bahkan bisa meninggal dunia," katanya.
Di Indonesia, dia mengungkap, gejala hepatitis akut paling banyak dialami penderitanya yaitu anak-anak adalah demam yaitu 78,6 persen dan disertai nafsu makan menurun. Kemudian, muntah sekitar 71 persen, kemudian mual sekitar 64 persen, kemudian kuning 57 persen, sakit perut sekitar 50 persen, diare sekitar 42 persen, sesak napas 28 persen, warna BAB seperti semen 21 persen, dan tentunya juga ada peningkatan SGPT lebih dari 500.
"Jadi, orang tua harus sadar kalau anak mengalami gejala hepatitis akut termasuk kejang, penurunan kesadaran," ujarnya.