Selasa 09 Apr 2024 23:48 WIB

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3.500 Orang Meninggal Setiap Hari

Diprediksi 254 juta orang hidup dengan hepatitis B dan 50 juta orang hepatitis C.

Hepatitis (ilustrasi). Apabila digabungkan, hepatitis B dan C telah menyebabkan 3.500 kematian per hari.
Foto: Republika.
Hepatitis (ilustrasi). Apabila digabungkan, hepatitis B dan C telah menyebabkan 3.500 kematian per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --  Infeksi hepatitis B dan C menyebabkan 3.500 orang meninggal setiap hari secara global. Jumlahnya terus bertambah, dengan 6.000 orang baru terinfeksi penyakit tersebut setiap harinya, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (9/4/2024).

“Apabila digabungkan, hepatitis B dan C telah menyebabkan 3.500 kematian per hari dan angka tersebut terus meningkat," tulis Laporan Hepatitis Global WHO.

Baca Juga

Diperkirakan 254 juta orang hidup dengan hepatitis B dan 50 juta orang hidup dengan hepatitis C di seluruh dunia serta 6.000 orang baru terinfeksi virus hepatitis setiap hari. Jumlah kematian akibat virus hepatitis naik menjadi 1,3 juta pada 2022 dibanding 1,1 juta kematian pada 2019, berdasarkan laporan yang mengutip data baru dari 187 negara.

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen. Di sisi lain, diperkirakan jumlah infeksi hepatitis baru “menurun dari 2,5 juta pada 2019 menjadi 2,2 juta pada 2022”.

Wilayah Pasifik Barat melaporkan jumlah pengidap hepatitis B dan C terbesar, yakni 103,9 juta orang, disusul 72,5 juta orang di Afrika dan 70,5 juta orang di Asia Tenggara. Laporan tersebut menyatakan bahwa sepuluh negara, yakni Bangladesh, China, Etiopia, India, Indonesia, Nigeria, Pakistan, Filipina, Rusia dan Vietnam, menyumbang hampir dua pertiga jumlah virus hepatitis B dan C di seluruh dunia.

WHO menunjukkan sejumlah rintangan dalam upaya membasmi penyakit tersebut, termasuk jumlah orang yang belum terdiagnosis, rendahnya jumlah orang yang mendapat pengobatan, kesulitan akses, keterbatasan dana dan bayi yang tidak menerima vaksin hepatitis, meski obat-obatan telah “tersedia dengan harga terjangkau”.

 

sumber : Antara/Sputnik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement