Rabu 30 Mar 2022 14:39 WIB

Joko Anwar Sebut Ekosistem Film Indonesia Harus Tumbuhkan Sineas Baru

Sineas baru di dunia perfilman perlu tumbuh agar industri berkembang optimal.

Joko Anwar dari Asosiasi Sutradara Film Indonesia (IFDC) menyebutkan bahwa ekosistem film di Indonesia harus bisa terus menumbuhkan para sineas baru agar industri film di Tanah Air bisa terus berkembang secara optimal.
Foto: Republika
Joko Anwar dari Asosiasi Sutradara Film Indonesia (IFDC) menyebutkan bahwa ekosistem film di Indonesia harus bisa terus menumbuhkan para sineas baru agar industri film di Tanah Air bisa terus berkembang secara optimal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Anwar dari Asosiasi Sutradara Film Indonesia (IFDC) menyebutkan bahwa ekosistem film di Indonesia harus bisa terus menumbuhkan para sineas baru agar industri film di Tanah Air bisa terus berkembang secara optimal. Menurutnya saat ini Indonesia memiliki potensi pasar yang besar dari film namun sayangnya sumber daya manusia (SDM) atau pemilik talenta berkualitas masih sangat kurang sehingga dibutuhkan dorongan kuat dari seluruh pemangku kepentingan di dalam ekosistem film Tanah Air agar masalah tersebut dapat diselesaikan.

"Jadi actionnya sekarang, ada pelaku industri, produsernya, ada lembaga pendidikan, ada pemerintah itu semua harus membuat sinergitas untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Apakah pendidikan yang panjang, agar kita bisa mendorong swasta untuk membuat inkubasi perfilman, misalnya. Atau mendirikan fakultas, bahkan PH sendiri bisa membuat workshop inkubasi untuk bisa mencetak setidaknya SDM yang bisa mengerjakan proyek mereka," ujar Sutradara yang mengarahkan "Pengabdi Setan" itu dikutip, Rabu (30/3/2022).

Baca Juga

Joko Anwar menyebutkan saat ini metode di industri perfilman Indonesia untuk pembuatan sebuah konten audio visual secara profesional masih terbilang kurang memuaskan. Masih banyak pembuat film khususnya yang menyasar pasar daring terkesan sembarang memilih SDM untuk kemudian terlibat dalam pembuatan konten sehingga akhirnya hasilnya dikhawatirkan kurang maksimal. 

Padahal pasar film Indonesia sendiri termasuk dalam sepuluh besar di dunia dengan pendapatan 500 juta dolar AS di 2019. Tentu momentum dan potensi pasar film khususnya dari film besutan anak bangsa harusnya bisa dijaga dan ditingkatkan kualitasnya.

"Untuk menjaga kepercayaan publik Indonesia yang sudah baik sekarang, jangan dirusak. Film semakin laku, series juga banyak, tapi kurang SDM. Sekarang siapa saja bisa diundang, ya nanti hasilnya tidak akan memuaskan. Pasarnya turun lagi, jadi inilah kenapa SDM sangat krusial," ujarnya.

Tentunya ia mengambil langkah kaderisasi calon sineas generasi baru untuk mengambil bagian aktif sebagai ekosistem perfilman di Indonesia menangani masalah kurangnya talenta perfilman yang mumpuni saat ini. Joko Anwar pun menceritakan sejak 2014 bersama dengan Tia Hasibuan lewat perusahaan filmnya Come and See Pictures sudah membuat kelas khusus untuk para penulis skenario film. Ia bahkan sudah mengadakan pelatihan penulisan skrip tersebut dalam lima gelombang lamanya dan telah membantu talenta- talenta yang dilatihnya untuk segera terjun ke industri film termasuk dalam proyeknya di Bumi Langit Cinematic Universe (BLCU).

"Sekarang pun kita cari penulis baru lagi untuk ikut tim 'writing' karena yang sebelumnya sudah bekerja profesional, kita ciptakan lagi penulis- penulis baru. Kita juga berencana tahun ini membuat inkubasi untuk mencari SDM jadi sutradara. Jadi memang semua harus barengan, keroyokan, menciptakan SDM. Pemerintah lewat kementeriannya, BUMN seperti PFN, bahkan PH daripada menghire sembarang SDM lebih baik ciptakan saja SDM," tutupnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement