Jumat 09 May 2025 23:31 WIB

Rahasia Film Joko Anwar: Ternyata Warna Punya Kekuatan Magis

Joko menyebut unsur warna pada film dapat membangkitkan suasana yang mau disampaikan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Sutradara Joko Anwar.
Foto: Dok Republika
Sutradara Joko Anwar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Joko Anwar dikenal memiliki ciri khas visual yang kuat dalam setiap karyanya. Salah salah satu elemen penting yang kerap ia manfaatkan adalah penggunaan warna.

Lebih dari sekadar estetika, bagi Joko Anwar, warna memiliki peran krusial dalam membangun atmosfer dan menyampaikan pesan naratif sebuah film. 

Baca Juga

“Kita menentukan color palette, kalau bikin film dunianya ditentukan ya warna utamanya apa, kalau teman-teman lihat di film Pengepungan di Bukti Duri sekolahnya main colors-nya itu adalah shades of grey, jadi betul-betul grey dan turunan-turunannya,” katanya dalam acara New Balance Grey Days 2025 di Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Joko mengatakan unsur warna dalam film dapat membangkitkan suasana yang ingin disampaikan, baik horor ataupun yang lainnya. Joko mengatakan seperti warna abu-abu yang merupakan warna kalem dan "tidak berisik",  bisa menyampaikan bahwa karakter dalam film memiliki andil sama dalam bercerita dan tidak ada yang menonjol sendiri.

Selain itu warna abu-abu juga bukan hanya warna secara fisik tapi bisa menjadi "jiwa" dari film itu sendiri. Esensi dari warna abu-abu yang "tidak berisik" juga ia hadirkan dalam film Pengabdi Setan dengan tidak menghadirkan banyak jumpscare dari karakter hantu.

Ia mengatakan, warna abu-abu juga melekat dalam kesehariannya saat berpakaian. Menurutnya warna abu-abu bisa sangat serbaguna dan menunjukkan suatu produk tidak harus berwarna cerah untuk bisa disukai.

“Menurut aku grey is a statement, bahwa This is me, nggak perlu tampil mencolok seperti shiny objects tapi say a lot of things, kayak film-film yang coba dibikin setiap saat,” katanya. Sebagai sineas, ia pun merasa beruntung dapat menyampaikan pesan yang akhirnya bisa menjadi pemantik diskusi khalayak yang menonton filmnya, seperti isu kekerasan pada anak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement