REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika pasar film diramaikan berbagai genre, Agak Laen: Menyala Pantiku! mencoba mendefinisikan ulang standar sukses film komedi di Indonesia. Persembahan terbaru dari Imajinari ini membuktikan humor yang tepat sasaran memiliki kekuatan healing yang luar biasa.

Tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 27 November, film ini langsung "meledak", mencatatkan angka fantastis 272.846 penonton di hari pertama (opening day). Angka ini secara sah menobatkan Agak Laen: Menyala Pantiku! sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton hari pertama terbanyak sepanjang tahun 2025. Film ini melampaui rekor opening day film pertamanya (181.689) dan kini duduk nyaman sebagai Top 2 Opening Day Terbesar dalam sejarah film komedi Tanah Air.

Pada hari perdananya, film yang mengisahkan misi Detektif Bene, Boris, Jegel, dan Oki menyusup ke panti jompo untuk mencari buronan ini, sudah mendapatkan alokasi 3.597 showtime di 857 bioskop. Namun, euforia penonton jauh melampaui perhitungan awal. Pada hari kedua penayangan, jumlah layar yang didapatkan Agak Laen: Menyala Pantiku! bertambah hingga lebih dari 1.200, dengan total showtime melonjak mencapai 5.000 lebih. 

Penulis dan sutradara Agak Laen: Menyala Pantiku!, Muhadkly Acho, mengungkapkan kegembiraannya. “Suatu berkah yang besar. Terima kasih untuk teman-teman penonton yang merayakan dan ikut tertawa bersama film Agak Laen: Menyala Pantiku! di hari pertama penayangannya. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk perjalanan film kami di bioskop. Selamat hari Agak Laen!," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Jumat (28/11/2025).

Produser Ernest Prakasa menimpali dengan harapan yang lebih mendalam, melihat film ini sebagai berkat yang meluas. "Puji Tuhan. Semoga film ini jadi berkat buat banyak orang, mulai dari para pembuatnya, para pengusaha maupun karyawan bioskop, serta tentunya teman-teman penonton sekalian. Terima kasih banyak,” kata Ernest.

Di tengah kabar gembira yang luar biasa ini, Ernest juga menyampaikan simpati tulus kepada masyarakat yang tengah menghadapi musibah. "Untuk teman-teman yang ada di Sumatra dan masih terkena musibah banjir, semoga cepat surut. Yang jauh dari keluarga dan belum terhubung, semoga juga baik-baik saja dan bisa terhubung kembali. Yang terpisahkan, semoga bisa berkumpul kembali dan sehat semua,” ujar Ernest.

Simpati ini terasa relevan mengingat ikatan khusus film ini dengan Sumatra. Kwartet Agak Laen memiliki hubungan darah dan budaya dengan tanah Sumatra, dan film ini sendiri mendapat sambutan hangat serta rasa kepemilikan yang kuat dari warga Sumatra saat menggelar tur special screening dan live podcast di sana. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika