REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aktor Morgan Oey mengaku memiliki hubungan emosional yang kuat dengan perannya sebagai Edwin dalam film Pengepungan di Bukit Duri. Menurutnya, karakter Edwin cukup dekat dengan pengalaman pribadinya, terutama terkait dengan trauma transgenerasional atau trauma antargenerasi.
Morgan mengungkapkan meskipun ia lahir dan tumbuh di Kota Singkawang, yang dikenal sebagai kota paling toleran di Indonesia, namun pengalaman traumatis akibat krisis dan kerusuhan tahun 1998 tetap memengaruhi dirinya. “Kebetulan saya relate dengan karakter Edwin, memang ada rasa trauma. Walaupun saya lahir dan tumbuh besar di Singkawang, ya mungkin bisa dibilang salah satu kota yang toleransi di Indonesia. Tapi karena ada satu dan dua hal yang kejadian di masa lampau, efeknya tuh bener-bener transgenerasional. Bahkan bagi saya yang tumbuh di Singkawang, itu menyisakan trauma,” kata Morgan dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Selain trauma tersebut, Morgan mengatakan film Pengepungan di Bukit Duri juga mengangkat isu lain yang menjadi keresahannya selama ini. Yaitu mengenai isu kekerasan di kalangan anak muda.
“Lalu budaya kekerasan yang menurut saya dari dulu, dari zaman saya sekolah SMA, mungkin saya SMA tuh 17-18 tahun yang lalu, dan itu masih relate sampai sekarang. Dari media sosial aja kita bisa melihat budaya kekerasan di kalangan remaja itu gimana, dan budaya kekerasan ini rasanya susah untuk dicari akar masalahnya apa,” kata Morgan.
Pada film Pengepungan di Bukit Duri, karakter Edwin digambarkan sebagai keturunan Tionghoa yang sedari kecil menjadi korban diskriminasi dan kerusuhan rasial. Setelah dewasa, Edwin kemudian menjadi seorang guru pengganti di SMA Duri, sebuah sekolah yang diisi siswa-siswi buangan dan dikenal dengan tingkat kekerasan yang tinggi. Namun kehadiran Edwin di sekolah tersebut membawa misi pribadi yaitu untuk menemukan keponakannya yang hilang.
Di film garapan Joko Anwar ini, Morgan akan beradu peran dengan Omara Esteghlal dan Hana Pitrashata Malasan. Selain mereka, film ini juga dibintangi Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Raihan Khan, Farandika, Millo Taslim, Sheila Kusnadi, Shindy Huang, Kiki Narendra, Lia Lukman, Emir Mahira, Bima Azriel, Natalius Chendana, dan Landung Simatupang.
Pengepungan di Bukit Duri adalah produksi bersama studio Hollywood Amazon MGM Studios dan Come and See Pictures, yang menjadi kolaborasi pertama antara rumah produksi Indonesia dengan studio legendaris Hollywood tersebut. Film ini akan tayang di jaringan bioskop Indonesia pada 17 April 2025.