Sabtu 19 Mar 2022 08:55 WIB

Perempuan Inggris Meninggal Akibat Vaksin Covid-19: Kenali Tanda Peringatan VITT

Perempuan di Inggris meninggal delapan hari setelah disuntik vaksin Covid-19.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan asal Inggris, Kim Lockwood, meninggal dunia setelah mengalami VITT sebagai efek samping parah dari suntikan vaksin Covid-19 pada Maret 2021.
Foto:

Apa saja tanda-tanda peringatan VITT?

American Society of Hematology mencantumkan gejala-gejala berikut, seperti dilansir dari Express.co.uk, Jumat (18/3/2022).

- Sakit kepala parah

- Gangguan visual

- Sakit perut

- Mual dan muntah

- Sakit punggung

- Sesak napas

- Sakit kaki atau bengkak

- Petechiae, mudah memar, atau berdarah.

American Society of Hematology mengingatkan, jika mengalami tanda-tanda itu empat hingga 42 hari setelah suntikan, maka seseorang perlu mendapatkan "evaluasi medis dengan segera". Selain sakit kepala, Lockwood juga mengalami penglihatan kabur, muntah, serta tidak bisa berbicara dengan kalimat lengkap.

Gejala terakhir muncul keesokan harinya hingga membuat Lockwood harus kembali ke rumah sakit, setelah sehari sebelumnya meninggalkan unit gawat darurat karena terlalu lama menunggu. South Yorkshire Coroner Nicola Mundy menjelaskan bahwa scan MRI seharusnya dilakukan lebih cepat untuk Lockwood.Hanya saja, kalaupun itu dilakukan, tetap saja tidak akan menyelamatkan nyawa Lockwood. Sebab, ada pendarahan "tiba-tiba dan katastropik".

photo
Cara mengatasi efek samping vaksinasi Covid-19. - (Republika)

Mundy mengatakan bahwa hubungan antara suntikan vaksin Covid-19 dan VITT tidak diketahui dengan baik saat kasus Lockwood. Namun, kondisi ini sekarang sudah dikenali dengan lebih baik.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia Prof Iris Rengganis mengatakan reaksi Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) berupa alergi berat karena vaksinasi Covid-19 sangat sedikit. Insidennya dialami lima di antara lima juta peserta di dunia.

"Dari data terbaru, lima di antara lima juta orang yang divaksinasi mengalami KIPI alergi berat yang disebut anafilaksis," kata Prof Iris Rengganis dalam talk show virtual yang diikuti dari Youtube BNPB di Jakarta, Jumat (18/3/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement