Jumat 16 Aug 2024 19:21 WIB

Orang Tua Diimbau tak Sepelekan Pemberian Imunisasi Saat BIAS

Orang tua diharapkan mengizinkan anaknya mendapat imunisasi BIAS di sekolah.

Sejumlah siswa menunggu giliran untuk mendapatkan tetesan vaksin polio. Orang tua diimbau tak menyepelekan pemberian imunisasi saat BIAS.
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Sejumlah siswa menunggu giliran untuk mendapatkan tetesan vaksin polio. Orang tua diimbau tak menyepelekan pemberian imunisasi saat BIAS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr Prima Yosephine MKM mengimbau para orang tua tak menyepelekan pemberian imunisasi pada anak-anaknya, khususnya saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Prima menjelaskan, imunisasi yang diberikan tentunya untuk menghindari penyakit-penyakit berbahaya.

Karena itu, dia berharap orang tua dapat bijak dalam mengambil keputusan. "Masih ada saja orang tua yang lebih percaya kepada orang-orang yang bukan bidangnya. Misal teman arisan, tetangga dan lain-lain. Padahal ini penting sekali, jadi kita harus terus perkuat pengetahuan," kata Prima saat diskusi daring yang digelar Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Baca Juga

Misalnya saja, kata dia, pada penyakit campak. Masih banyak orang tua yang menyepelekan penyakit ini. Sebab mereka hanya memahami bahwa saat anak mengalami campak maka hanya akan timbul gejala demam dan ruam merah yang nantinya sembuh dengan sendirinya. Padahal, campak bisa menyebabkan komplikasi yang menimbulkan radang otak.

Hal inilah yang perlu diwaspadai oleh orang tua, khususnya yang memiliki anak usia sekolah. “Saya yakin nggak ada orang tua yang mau anaknya cacat. Kalau anak sudah kena radang otak, pasti ada bekasnya. Dia nggak akan berpikir dengan baik lagi. Dia juga seumur hidup akan butuh bantuan,” kata Prima.

Tak hanya campak, Prima juga mengatakan, orang tua perlu mewaspadai penyakit rubella. Apalagi anak bisa menjadi sumber penularan karena virus tersebut senang hidup di tubuh anak-anak.

"Sehingga anak-anak yang terinfeksi akan bisa menularkan. Misalnya sang anak menularkan pada ibu yang sedang mengandung, maka ibu akan terkena virus tersebut dan bayi yang dikandung memiliki kemungkinan lahir cacat," katanya.

Sementara untuk difteri, penyakit ini bisa menimbulkan selaput putih di tenggorokan yang menyebabkan anak mengalami sesak napas. Apabila hal ini terjadi, tenggorokan anak perlu dilubangi guna membantu pernapasan.

Karena itu, Prima berharap orang tua mau mengizinkan anak-anaknya untuk mendapatkan imunisasi BIAS di sekolahnya. Prima menjelaskan, BIAS akan dilaksanakan pada bulan Agustus dan November, serentak di seluruh Indonesia.

Pada Agustus, imunisasi yang diberikan adalah imunisasi campak, rubella pada anak kelas satu SD dan imunisasi HPV untuk siswi kelas lima dan enam SD Pada bulan November imunisasi yang diberikan adalah imunisasi difteri dan tetanus untuk seluruh anak yang duduk di bangku kelas 1, 2 dan 5 sekolah dasar. Apabila pada saat hari pemberian imunisasi anak tak hadir di sekolah, maka pihak sekolah akan menanyai kepada orang tua dan memberikan surat rujukan agar anak tersebut bisa mendapatkan imunisasi di puskesmas terdekat.

Program ini juga tak hanya menyasar anak-anak yang bersekolah. Bagi anak-anak yang tak bersekolah dan berusia sama, bisa mendapatkan imunisasi BIAS dengan mendatangi sekolah-sekolah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement