Sabtu 19 Mar 2022 08:55 WIB

Perempuan Inggris Meninggal Akibat Vaksin Covid-19: Kenali Tanda Peringatan VITT

Perempuan di Inggris meninggal delapan hari setelah disuntik vaksin Covid-19.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan asal Inggris, Kim Lockwood, meninggal dunia setelah mengalami VITT sebagai efek samping parah dari suntikan vaksin Covid-19 pada Maret 2021.
Foto: Dok keluarga Kim Lockwood
Perempuan asal Inggris, Kim Lockwood, meninggal dunia setelah mengalami VITT sebagai efek samping parah dari suntikan vaksin Covid-19 pada Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Vaksin Covid-19 memang terbukti aman dan efektif. Meski begitu, ada sejumlah kecil orang yang mengalami efek samping parah hingga fatal. Kasus meninggalnya perempuan Inggris bernama Kim Lockwood bisa menjadi bahan pelajaran bersama. 

Saat ini, peluncuran vaksin Covid-19 di Inggris telah dilanjutkan untuk kelompok usia berikutnya, yakni anak-anak berusia lima hingga 11 tahun. Vaksin telah dikaitkan dengan banyak manfaat, mulai dari risiko yang lebih rendah terkena dan menyebarkan Covid-19, mencegah keparahan, hingga menekan risiko kematian.

Baca Juga

Meski begitu, layaknya produk medis lainnya, vaksin Covid-19 juga dikaitkan dengan daftar kemungkinan efek samping. Lockwood merasakannya delapan hari setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca pada Maret tahun lalu.

Kala itu, Lockwood mengalami sakit kepala berat. Perempuan berusia 34 tahun itu segera ke Rumah Sakit Rotherham, namun kesehatannya memburuk dengan tiba-tiba dan dinyatakan meninggal 17 jam kemudian.

Lockwood meninggal akibat pendarahan di otak yang disebabkan oleh efek samping yang jarang terjadi dari suntikan vaksin Covid-19, menurut laporan BBC. Penyebab kematiannya ditetapkan akibat trombositopenia yang diinduksi vaksin (VITT).

Trombosis terjadi ketika gumpalan darah menyumbat pembuluh darah, menurut Johns Hopkins Medicine. Kondisi ini memicu pendarahan di otak Lockwood sehingga berakibat fatal.

Menurut data Pemerintah Inggris, jenis efek samping seperti yang dialami Lockwood ini diyakini "sangat jarang". Dari 24,9 juta suntikan dosis pertama dan 24,2 juta dosis kedua vaksin AstraZeneca, angka kejadiannya ialah 78 kematian dan 437 kasus tromboemboli.

Beberapa bukti melaporkan bahwa kejadian tromboemboli juga tampaknya lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Namun, pemerintah mengatakan, kasus tersebut tidak terlihat di semua kelompok umur dan perbedaannya hanya kecil. Otoritas negara tetap meyakinkan dan menyimpulkan manfaat vaksin lebih besar daripada risiko pada sebagian besar orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement