Rabu 23 Feb 2022 00:05 WIB

Sebagian Pakar Pertimbangkan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat, Perlukah?

Dosis keempat dipertimbangkan karena kekuatan booster melemah setelah beberapa bulan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Dosis keempat vaksin Covid-19 dipertimbangkan karena kekuatan booster melemah setelah beberapa bulan.
Foto: www.wikimedia.com
Dosis keempat vaksin Covid-19 dipertimbangkan karena kekuatan booster melemah setelah beberapa bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai negara seperti Amerika Serikat bahkan Indonesia telah menggencarkan vaksinasi dosis ketiga (booster) selama beberapa bulan terakhir. Namun kini, beberapa ahli telah mempertimbangkan vaksin dosis keempat seiring adanya studi yang menyebut kekuatan booster melemah setelah empat bulan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat, booster covid-19 memberikan perlindungan 90 persen terhadap rawat inap. Namun demikian, setelah empat atau lima bulan, jumlah itu menurun menjadi 78 persen. Itulah sebabnya CDC menginstruksikan kepada mereka yang memiliki kekebalan untuk mendapatkan dosis vaksin keempat.

Baca Juga

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) Dr Anthony Fauci mengatakan bahwa studi tersebut kemungkinan besar bisa mengubah rekomendasi kapan dan siapa yang harus mendapatkan suntikan dosis keempat.

“Tapi secara umum, untuk tingkat populasi, 78 persen cukup bagus. Kemungkinan akan turun lagi, tapi kami harap angkanya akan bertahan di sana. Tapi, jika memang turun, saya pikir Anda bisa mengharapkan beberapa modifikasi dari rekomendasi,” kata Fauci seperti dilansir dari Fox News, Rabu (23/2/2022).

Berbicara pada pengarahan Tim Tanggap Covid-19 Gedung Putih, kepala penasehat medis presiden mengatakan bahwa persyaratan booster keempat untuk mRNA atau booster ketiga untuk J&J sedang dipantau dengan sangat hati-hati secara real time. “Dan untuk rekomendasi akan di-update sesuai data yang berkembang,” kata dia.

Namun demikian rekomendasi vaksin covid booster keempat tidak disambut baik oleh semua ahli. Dr Peter Marks dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menilai, para ilmuwan belum memiliki cukup data untuk mengetahui bahwa itu adalah hal yang baik untuk dilakukan.

"Kecuali ada kejutan dari varian baru, mungkin hal terbaik adalah memikirkan strategi booster kami bersama dengan vaksin influenza musim gugur mendatang, dan mendorong sebanyak mungkin orang divaksin," kata Marks.

Saat ini, CDC merekomendasikan suntikan booster untuk semua orang yang berusia 12 tahun ke atas, lima bulan setelah mendapatkan dua dosis vaksin mRNA atau dua bulan setelah satu dosis vaksin Johnson & Johnson.

Marks menegaskan bahwa vaksin tetap menjadi cara terbaik untuk melindungi diri dari COVID-19 dan setiap orang yang berusia lima tahun ke atas sekarang memenuhi syarat untuk menerima vaksin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement