Kamis 29 Jul 2021 00:10 WIB

Reisa Ungkap Alasan Ilmiah Makan di Tempat Maksimal 20 Menit

Dr Reisa menyebut, ada alasan ilmiah di balik batasan waktu 20 menit makan di tempat.

Pelayan warung makan melayani pelanggan di Kemayoran, Jakarta, Senin (26/7/2021). Pemerintah menyesuaikan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 pada pelaku usaha kuliner dengan mengizinkan warung makan, pedagang kaki lima, lapak jajanan dan sejenisnya untuk buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai dengan pukul 20.00, menerima maksimal pengunjung makan di tempat tiga orang dan waktu makan maksimal 20 menit.
Foto:

Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengkritisi kebijakan makan di tempat (dine in) maksimal selama 20 menit. Ia menyebut kebijakan itu absurd atau tidak masuk akal.

Tulus mempertanyakan otoritas yang berwenang mengawasi makan selama 20 menit. Ia merasa kebijakan ini sulit diterapkan di lapangan.

"Masalahnya siapa yang ngawasin dan sanksinya bagaimana? Ini kebijakan ambigu bahkan absurd," kata Tulus dalam keterangannya, Selasa (27/7).

Wali Kota Bogor, Bima Arya, mencoba mempraktikkan aturan makan di tempat selama maksimum 20 menit dengan menyantap pecel lele di warung tenda di Jalan Dadali. Meskipun dapat menghabiskan makanannya sesuai ketentuan waktu, ia merekomendasikan agar memesan makanan untuk dibawa pulang.

"Ternyata, waktunya cukup, tapi memang terasa terburu-buru, seperti makan sahur menjelang imsak," katanya, Selasa (27/7).

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengingatkan agar masyarakat tidak menggunakan waktu saat melepas masker untuk berbicara satu sama lain ketika makan di restoran. Ia memandang, durasi seseorang untuk makan sebetulnya tidak terlalu lama, namun waktu berinteraksi yang membuat durasi makan menjadi lebih lama.

"Kalau makan itu, mungkin tidak terlalu lama. Ngobrolnya biasanya yang panjang. Jadi buat saya, bukan soal 10 menit, 20 menit, 30 menit, tapi soal sesedikit mungkin berinteraksi yang berpotensi terhadap penularan," kata Anies usai meninjau kegiatan vaksinasi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (27/7).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement