Senin 15 Feb 2021 10:32 WIB

3 Tips Hadapi Anak Kecanduan Game

Bermain game yang menjadi candu bagi anak bisa menimbulkan ragam masalah.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Bermain game yang menjadi candu bagi anak bisa menimbulkan ragam masalah.
Foto:

Sebagian anak mungkin anak menunjukkan sikap marah atau memusuhi orang tua bila akses terhadap gawai dan game mereka diambil. Untuk mencegah agar hubungan tetap baik, orang tua perlu melakukan detoks gawai dalam kondisi tidak marah-marah kepada anak. Misalnya dengan tidak langsung mengambil paksa gawai sambil menggunakan nada yang tinggi kepada anak.

Orang tua perlu membuat anak menyadari bahwa detoks gawai yang akan dilakukan bertujuan untuk membantu sang anak. Berikan pula alasan dan penjelasan kepada anak mengapai detoks gawai tersebut perlu dilakukan. Sampaikan hal ini dengan cara yang baik kepada anak.

"Untuk berapa lama, minimal tiga minggu. Nanti kita lihat kalau tiga minggu belum oke, berarti ditambah lagi waktunya," jelas Ratih.

Ada beberapa indikator yang dapat menunjukkan bahwa anak sudah dapat dikatakan "oke" setelah detoks gawai. Misalnya, anak sudah tidak lagi kesal ketika gawainya diambil atau anak sudah tidak mencari-cari kesempatan untuk bermain game.

Pertolongan Profesional

Ada kalanya orang tua memerlukan bantuan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater untuk menghadapi kecanduan game pada anak. Misalnya, ketika anak sampai mogok sekolah atau tidak mau bertanggung jawab atas hal-hal yang seharusnya dia lakukan hanya karena game.

"Jadi fungsi hidup kesehariannya sudah benar-benar berkurang, nah itu perlu datang ke expert untuk dibantu manajemen perilakunya," papar Ratih.

Untuk terapi, Ratih mencontohkan beberapa hal yang dapat dilakukan. Salah satunya, psikolog akan melatih kemampuan anak dalam menempatkan diri di situasi. Anak akan diajak untuk membingkai ulang perilaku yang sebenarnya merugikan mereka atau perilaku yang menguntungkan mereka.

"Sampai akhirnya dia memutuskan bahwa, oke ternyata boleh bermain game tapi yang penting harus tahu waktu," pungkas Ratih.

Saat kecanduan game, kemampuan anak dalam menentukan prioritas juga bisa terganggu. Mereka mungkin akan lebih memilih dan mengutamakan bermain game dibandingkan belajar. Oleh karena itu, psikolog juga akan membantu anak untuk mengasah kembali kemampuan mereka untuk menentukan prioritas melalui terapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement