Selasa 26 Jan 2021 08:40 WIB

Mengapa Kopi Bikin Melek?

Kopi dipercaya sebagai kiat cepat hilangkan kantuk dan memicu rasa bahagia.

Wanita meminum kopi. Ilustrasi
Foto:

Kafein juga disebut dapat mempengaruhi neurotransmiter lain yakni dopamine dan norepinephrine. Dopamin adalah senyawa kimiawi di otak yang meningkatkan suasana hati, bikin perasaan lebih senang dan bahagia. Sementara norepinephrine merupakan hormon yang dapat meningkatkan tekanan darah, berfungsi mirip adrenalin.

Kombinasi efek-efek itulah penyebab tubuh terjaga, semangat, dan fokus setelah terpapar kafein. Jangan heran, kafein sering dianggap sebagai psychoactive drug atau obat psikoaktif. Produk tanaman lain masuk golongan drugs ini adalah ganja dan ilegal penggunaanya.

Secara umum, efek kafein setelah masuk tubuh terbilang cepat. Hanya butuh 20 menit usai menghirup secangkir kopi agar kafein mencapai aliran darah. Dalam sejam efek maksimalnya sudah bisa terasa, salah satunya bikin mata melek.

(Baca juga: Anda Tim Bubuk Atau Biji Kopi?)

Dosis Kopi yang Dianjurkan

Kafein tidak hanya meningkatkan mood. Menurut sejumlah penelitian kesehatan, ia juga dapat menyehatkan pencernaan, menstimulasi fungsi otak, mengurangi risiko sakit jantung dan kanker, mengurangi depresi, bahkan mencegah penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Namun, di balik segala manfaat kesehatannya, ia juga dapat memicu efek samping terutama bila dikonsumsi berlebihan. Beberapa efek samping dilaporkan akibat kebanyakan kafein adalah kegelisahan, kelelahan, jantung berdebar, sakit kepala, dan sulit tidur. Efeknya dapat bervariasi pada masing masing orang, tergantung kondisinya.

Kafein berlebihan juga dapat mempengaruhi kondisi kehamilan. Karenanya wanita hamil diimbau menjaga kadar asupan kafein dengan tepat. Kafein juga dapat memicu efek samping ketika dikonsumsi dengan obat-obatan antidepresan.

Kalau begitu, berapa dosis kopi tepat yang aman diminum setiap hari?

sumber : Healthline (healthline.com)
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement