3. Pernah mengalami kerontokan rambut tanpa sebab yang jelas
Ini belum banyak dipelajari dalam konteks Covid-19. Namun, banyak orang yang telah pulih dari virus melaporkan mereka memiliki masalah rambut rontok.
Anggota Survivor Corps, grup dukungan Facebook untuk orang-orang yang terjangkit Covid-19, juga berbicara tentang mengalami rambut rontok berbulan-bulan setelah pulih dari sakit. Menurut Dr Adalja, kondisi yang dikenal sebagai telogen effluvium ini disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kehamilan, stres ekstrem, penurunan berat badan, dan penyakit selain Covid-19.
Dia menekankan, rambut rontok tidak akan terjadi kepada orang-orang yang tak bergejala Covid-19, terutama yang tidak mengalami batuk atau demam. Rambut rontok, kata dia juga bisa terjadi karena stres secara umum.
4. Anda terkadang merasa sesak
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA menemukan, orang dengan Covid-19 dapat mengalami efek samping virus, termasuk sesak napas. Kemungkinan, hal ini karena peradangan yang berlangsung lama di paru-paru.
“Ini adalah salah satu efek lama yang diketahui pada orang yang didiagnosis dengan Covid-19. Jika Anda mengalami ini, mungkin penyakit yang Anda alami sebelumnya sebenarnya adalah Covid,” kata Dr Schaffner.
5. Pernah mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh
Para peserta pada penelitian JAMA menyebut batuk yang berkepanjangan adalah gejala lain yang dialami mereka. Menurut dokter Adalja, batuknya sering kali kering, artinya tidak ada yang keluar, seperti dahak atau lendir. Data menemukan bahwa 43 persen orang yang menderita Covid-19 masih batuk 14 hingga 21 hari setelah mendapatkan tes positif untuk virus tersebut.
6. Anda benar-benar merasa lelah
Menurut studi JAMA, rasa lelah adalah salah satu efek bertahan terbesar setelah seseorang terkena Covid-19. Studi itu menemukan 53 persen pasien mengatakan mereka berjuang melawan kelelahan sekitar 60 hari setelah mereka pertama kali menunjukkan tanda-tanda virus. “Kami melihat beberapa orang yang memiliki penyakit ringan yang mengalami kelelahan selama beberapa waktu,'' kata Dr Adalja.
Namun, katanya, saat ini belum sepenuhnya jelas mengapa hal ini terjadi. Bisa jadi cara sistem kekebalan seseorang bereaksi terhadap virus, atau bisa juga cara virus bekerja di dalam tubuh.
7. Anda memiliki gejala yang tidak biasa yang tampaknya berlangsung selamanya
Para ahli menekankan, Covid-19 masih merupakan virus baru, sehingga para dokter dan ilmuwan terus mempelajarinya lebih lanjut. Penelitian tentang efek virus yang bertahan lama sedang berlangsung.
Oleh karenanya, Adalja mengatakan, saat ini sulit bagi dokter untuk menyebut bahwa memiliki gejala tertentu dapat berarti Anda terkena infeksi Covid-19, sementara yang lain tidak. Perlu disebutkan bahwa beberapa orang pernah mengalami masalah jantung setelah tertular virus.
Terdapat satu studi kecil terhadap 100 orang yang pulih dari Covid-19 yang diterbitkan di JAMA Cardiology melakukan MRI kepada mantan pasien. Mereka menemukan, sebanyak 78 persen pasien memiliki semacam temuan jantung abnormal, terlepas dari kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Ini juga tampaknya tidak terkait dengan tingkat keparahan penyakit, para peneliti menemukan. Dr. Schaffner mengatakan, itu bisa muncul dalam banyak cara berbeda, termasuk jantung berdebar secara acak, tapi bisa juga tidak terlalu mencolok.